DMI.OR.ID, SURABAYA – Masjid Manarul Ilmi di kompleks kampus Institut Teknologi Sepuluh November (ITSN), Surabaya, menjadi saksi bisu dari 5.000 mahasiswa baru Muslim ITSN yang mengikuti sholat berjama’ah, bahkan jama’ah masjid membludak hingga ke area parkir masjid. Suasana berbeda ini terjadi pada Sabtu (29/8) lalu.
Sholat Shubuh berjama’ah ini merupakan awal dari peresmian Gerakan Shalat Shubuh Berjamaah yang diluncurkan langsung oleh Rektor ITSN Surabaya, Prof. Ir. H. Joni Hermana, MSCEs.,Ph.D. Bahkan Rektor ITSN itu turut hadir dan memberikan sambutan kepada para jama’ah.
“Saya meminta maaf sekaligus berterima kasih kepada jamaah yang meluangkan waktu untuk melaksanakan shalat shubuh berjamaah. Terima kasih kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) ITSN yang bisa mengarahkan mahasiswa baru untuk mengikuti acara ini,” tutur Rektor ITSN pada Sabtu (29/8) pagi, seperti dikutip laman www.kabarkampus.com.
Menurutnya, mahasiswa baru (maba) muslim ITSN jangan hanya mencari gelar dan ilmu semata, namun harus mencari bekal untuk di akhirat, terutama untuk meraih ridho dan rahmat Allah SWT. Apalagi waktu shubuh untuk berjamaah mempunyai banyak manfaat dari sisi kerohanian, jasmani, dan rezeki.
“Nabi Muhammad SAW bersabda, Allah SWT akan menjamin kehidupan makhluk-Nya, mulai dari bangun sampai tidur, jika melakukan solat subuh berjamah di masjid,” ujarnya.
Guna lebih memotivasi agar gerakan Sholat Shubuh Berjama’ah ini tidak luntur, ia pun akan membicarakan secara detail dengan pihak JMMI untuk program-program selanjutnya. “Rencananya, program ini akan dilaksanakan setiap penerimaan maba ITS selama masa kepengurusannya.
“Dalam orientasi pengenalan kampus (ospek) maba setiap tahunnya, kami akan arahkan mengikuti gerakan ini (Sholat Shubuh),” tandasnya.
Bahkan Rektor Joni memperbolehkan rumah dinasnya untuk dijadikan tempat menginap bagi mahasiswa baru yang rumahnya jauh untuk mendukung gerakan ini. Selain itu, ITSN juga akan mengerahkan bus-bus untuk menjemput mahasiswa baru agar tidak telat datang ke masjid.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani