Bersama MUI, Pemprov Jatim Tutup 47 Lokalisasi

DMI.OR.ID, SURABAYA – Provinsi Jawa Timur (Jatim) sangat serius memerangi kemaksiatan di wilayahnya. Hal ini terlihat dari aksi nyata Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim untuk menutup tempat-tempat prostitusi (pelacuran), khususnya 47 titik lokalisasi yang tersebar di seluruh Jatim.

Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo, menyatakan Pemprov. Jatim telah menutup 47 lokalisasi prostitusi yang tersebar di seluruh Jatim, kecuali satu lokalisasi yang masih ada di Mojokerto, Jatim.

“Total jumlah wanita tuna susila (wts) yang ada di 47 titik lokasi prositusi itu berjumlah 7.217 orang. Kita punya data wts-nya, by name by address Pak jokowi,” tutur gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu.

Gubernur Soekarwo menyatakan hal itu dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) IX Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jatim, pada Selasa (25/8) pagi.

“Saat ini, hanya tinggal 83 orang wts yang masih beroperasi di lokalilasi prostitusi di Mojokerto, Jatim,” ucapnya.

Menurutnya, penutupan 47 lokalisasi prostitusi itu merupakan hasil konkrit (nyata) dari kerja sama erat antara Pemprov Jatim dengan Dewan Pimpinan MUI Wilayah Jatim. Pemprov. Jatim juga mengumpulkan seluruh ulama di Jatim untuk bersama-sama memberantas tindakan prostitusi dan kemaksiatan lainnya.

“Bekerjasama dengan MUI Jatim, kami turunkan para da’i dan ulama untuk berdakwah di lokasi-lokasi prostitusi yang ada di Jatim. Bahkan ada kelompoknya, namanya IDEAL, Ikatan Da’i Lokalisasi (IDEAL) yang aktif berdakwah,” paparnya yang segera disambut tawa hadirin.

Soekarwo pun sangat yakin dengan janji Allah SWT bahwa pertolongan-Nya akan datang jika maksiat dihilangkan. “Mudah-mudahan dengan penutupan lokalisasi ini, pertolongan dan ridho Allah SWT akan segera datang untuk menyelesaikan berbagai kesulitan bangsa ini,” ujarnya.

Menurutnya, Pemprov. Jatim pun terus-menerus memberikan pendidikan dan pelatihan kerja (diklat) dan keterampilan bagi para eks-wts itu. “Ini adalah bentuk Islam wasathiyyah yang paling nyata,” pungkasnya.

Munas IX MUI ini mengambil tema Islam Wasathiyah Untuk Dunia Yang Berkeadilan dan Berkemajuan dan diselenggarakan di Hotel Garden Palace, Surabaya, sejak Senin (24/8) hingga Kamis (27/8).

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo dan rencananya akan ditutup oleh Wakil Presiden RI, DR. H. Muhammad Jusuf Kalla. Sedangkan kelompok paduan suara dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel telah menyumbangkan sejumlah lagu-lagu Islami dan nasional.

Dalam acara pembukaan ini, hadir ketua dan wakil ketua umum Dewan Pimpinan MUI Pusat, yakni Prof. Dr. H. Siradjuddin Syamsuddin, MA, dan DR. KH. Ma’ruf Amin. Hadir pula Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, H. Irman Gusman, S.E., MBA., dan Gubernur Provinsi Jatim.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA, juga hadir bersama-sama Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr. H. Haedar Nashir, M.Si, dan Wakil Gubernur Provinsi Jatim, Drs. H. Saifullah Yusuf.

Hadir pula Duta Besar (Dubes) Kerajaan Saudi Arabia untuk RI, H.E. Mustafa Ibrahim Al Mubarak, Menteri Agama RI, Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Sekretaris Kabinet, Dr. Ir. H. Pramono Anung Wibowo, M.M.

Adapun Dewan Masjid Indonesia (DMI) diwakili oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pimpinan Pusat (PP) DMI, Drs. H. Imam Addaruqutni, MA.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

Bagikan ke :