DMI.OR.ID, JAKARTA – Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia yang paling plural, terbuka dan toleran, hingga kini Indonesia masih bertahan sebagai soko guru blok peradaban Islam global. Apalagi Indonesia memiliki tiga zona waktu, dan dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa oleh Allah SWT.
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Drs. KH. Masdar Farid Mas’udi, M.Si., menyatakan hal itu pada Rabu (21/6) petang, saat memberikan taushiyah dalam acara Buka Puasa Bersama Wakil Presiden RI, DR. H. Muhammad Jusuf Kalla, dengan Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Palang Merah Indonesia (PMI).
“Ibarat meja, dalam percaturan global terdapat empat blok peradaban besar ummat manusia, yakni peradaban Judeo-Kristiani dengan Amerika Serikat (AS) sebagai sokogurunya, peradaban Hinduisme dengan India sebagai sokogurunya, dan peradaban Konfusianisme/ Buddhisme dengan China sebagai sokogurunya,” tutur Kyai Masdar pada Rabu (21/6).
Satu blok lagi, lanjutnya, ialah peradaban Islam dengan Indonesia sebagai sokogurunya. Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di dunia dengan tiga zona waktu dan kekakayaan alam yang luar biasa, serta tingkat pluralitas yang sangat tinggi di dunia.
Menurutnya, Indonesia ditakdirkan memiiki basis pancasila sebagai ilham samawi dari Allah SWT kepada para pendiri bangsa (the founding fathers). “Realitas sosial dan politik di Indonesia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan basis Pancasila, Indonesia turut aktif dalam menjaga perdamaian dunia serta lebih menekankan akhlaq Islami daripada syariat,” papar Kyai Masdar.
Fakta sejarah, lanjutnya, membutikan bahwa peradaban-peradaban besar dunia akan rontok jika tidak memiliki nilai-nilai transenden (vertikal/ Ketuhanan) yang berbasis pada agama-agama besar dunia. “Alhamdulilah, kita ini negara-yang sungguh-sungguh Islam walaupun tidak mengklaim diri sebagai negara Islam,” ungkapnya.
Kyai Masdar yang juga Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu pun bersyukur kepda Alah SWT karena Islam Nusantara yang tumbuh dan berkembang di Indonesia sangat menghargai tradisi dan budaya lokal.
“Alhamdulilah, sila pertama dalam Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, dapat diterima oleh semua pihak. Bahasa itu sangat sensitif dalam nalar agama. Jika sila pertama ialah Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-Pemeluknya, maka negara harus menjalankan mazhab yang berbeda-beda dalam agama Islam,” jelasnya.
Kyai Masdar yang juga anggota Komisoner Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) juga menekankan pentingnya keadilan sosial sebagai muara (fungsi dan tujuan) dari keberadaan ummat Islam di Indonesia. “Ummat Islam perlu berhijrah utuk mewujudkan kesempurnaan akhlaq,” tegasnya.
Dalam kegiatan ini, Wapres Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum PP DMI turut memberikan kata sambutan sekaligus ikut berbuka puasa bersama dan menunaikan sholat maghrib berjama’ah bersama-sama para tamu undangan lainnya.Kemudian, Wapres Kalla juga memimpin rapat bersama jajaran PP DMI untuk membahas agenda kegiatan muktamar DMI pada akhir tahun 2017.
Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP DMI, Drs. H. Imam Addaruqutni, M.A., dan Sekretaris PP DMI, yakni Dr. Ir. H. Ivan Haryanto, M.Sc., dan Dr. H. Munawar Fuad Noeh, M.Ag., serta Ir. H. Muhammad Suaib Didu, M.M.,
Hadir juga Bendahara Umum PP DMI, Dr. H. Mahfud Sidik, M.Sc., Bendahara PP DMI, Dra. Hj. Dian Artida, Ketua PP DMI, Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, dan Drs. H. Andi Mappaganty, M.M., serta Sekretaris Drepartemen Pemberdayaan Organisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) PP DMI, Drs. H. Khusnul Khuluk, M.M.,
Hadir pula Ketua Departemen Pengembangan Ekonomi Umat (PEU) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) PP DMI, H. Iskandar Sulaiman, S.E., M.Si., dan Sekretaris Departemen Kesehatan, Lingkungan Hidup, dan Kepemudaan PP DMI, Ir. Hj. Jaorana Amiruddin, M.Si.
Turut hadir Sekretaris Departemen komunikasi, Informasi (Kominfo), Hubungan Antar Lembaga (Hubla) dan Luar Negeri (LN) PP DMI, H. Hery Sucipto, Lc., M.M., dan ketua Tim Implementasi Aplikasi DMI Berbasis Smartphone, H. Achmad Sugiarto.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani