DMI.OR.ID, JAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengimbau agar masjid-masjid yang berada di jalur mudik hendaknya membantu memberikan pelayanan transit bagi para pemudik agar nyaman saat berkendara.
Ketua PP DMI Bidang Sarana, Hukum, dan Waqaf, Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, menyatakan hal itu pada Ahad (4/6) malam, dalam rilisnya kepada DMI.OR.ID.
“Bagi umat Islam di Indonesia, mudik lebaran pada saat hari Iedul Fithri merupakan acara ritual bersifat kearifan lokal (local wisdom) yang perlu dipelihara. Pemerintah pun telah berusaha secara maksimal dengan melakukan berbagai persiapan jelang mudik seperti di bidang infrastruktur, transportasi, dan lain-lain,” tutur Ustaz Natsir pada Ahad (4/6).
Dampak dari mudik itu, lanjut Ustaz Natsir, ialah masjid yang tersebar di seluruh tanah air kita, khususnya yang ada di jalur mudik, haruslah mempersiapkan diri untuk memberikan pelayanan bagi para pemudik.
“Misalnya seperti masjid-masjid di pelabuhan laut, stasiun kereta api, rest area jalan tol, dan di desa atau di kota yang dilewati saudara kita yang sedang pulang kampung,” jelas Ustaz Natsir yang juga Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu.
Menurutnya, fasilitas masjid untuk para pemudik dapat berupa tempat istirahat, melaksanakan sholat, parkir kendaraan, atau pun keperluan lainnya.
“Terkait pelayanan ini, pengurus masjid bisa bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), kepolisian, dan pemerintah setempat,” paparnya.
Apalagi tujuan dari tradisi mudik itu, ucapnya, juga diajarkan oleh agama Islam, yakni silaturrahim dengan keluarga serta sungkem (minta maaf, cium tangan, dan peluk cium) kepada orang tua. “Mudik sudah menjadi tradisi masyarakat dan bangsa kita sejak dahulu,” ungkap Ustaz Natsir.
“Tradisi mudik juga memiliki aspek sosial ekonomi yang menguntungkan pertumbuhan ekonomi di daerah tujuan. Selain adanya aspek kerja sama (ta’awun) atau kegotongroyongan yang harus terus dipelihara oleh masyarakat kita,” ungkapnya.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani