DMI.OR.ID, JAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) merasa cemas dan prihatin dengan jumlah pengungsi dunia yang telah mencapai 60 juta jiwa pada tahun 2015 ini.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, menyatakan hal itu pada Rabu (23/12) malam, dalam rilisnya kepada DMI.OR.ID.
“Kami berharap agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera mendaulat Amerika Serikat (AS), Inggris dan Rusia untuk menghentikan konflik dan peperangan di kawasan Timur Tengah serta kawasan dunia lainnya,” tutur Natsir pada Rabu (23/12) malam.
DMI, lanjutnya, merasa cemas dan prihatin dengan berbagai perperangan dan konflik di belahan dunia, khususnya di Suriah, Iraq dan Yaman, yang menyebabkan jumlah pengungsi mencapai 60 juta jiwa.
Menurutnya, konflik dan perperangan yang terjadi di berbagai belahan dunia merupakan tragedi kemanusiaan terbesar sepanjang sejarah berdirinya PBB.
“Kondisi ini harus segera dicarikan solusinya. Kami mendesak Pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk melakukan langkah-langkah diplomatik agar peperangan dan konflik segera dapat dihentikan,” papar Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini.
Natsir pun bersyukur bahwa Pemerintah RI telah menolak ajakan Saudi Arabia untuk ikut serta dalam aliansi militer untuk menghadapi permasalahan konflik dan terorisme.
“Penyelesaian masalah konflik, termasuk terorisme, dapat dilakukan dengan pendekatan soft approach melalui program kemanusiaan sepertt pendidkan, kesehatan, dakwah, dan sosial-ekonomi yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” ungkapnya.
DMI mendukung sikap pemerintah. Pada zaman modern ini, penyelesaian konflik tidak bisa dilakukan dengan kekerasan dan perang. “Tindakan ini hanya mengakibatkan korban jiwa dan kesengsaraan masyarakat, khususnya kaum wanita dan anak anak,” tegasnya.
Natsir juga menyatakan perlunya upaya diplomasi yang menyeluruh, baik melalui PBB, Organisasi Konferensi Islam (OKI), maupun Gerakan Non Blok, khususnya konflik di Timur Tengah (Timteng) maupun di beberapa negara Afrika.
“Harus ada upaya nyata dari negara-negara seperti AS, Rusia, Inggris dan jerman untuk melakukan upaya-upaya gencatan senjata sehingga kawasan konflik di Timur Tengah segera menjadi lebih kondusif dan damai,” ungkapnya.
Menurutnya, sudah waktunya masyarakat dunia segera bergegas memenuhi dan merealisasikan hak-hak ekonomi dan sosial warga dunia. “Selama ini, hak-hak itu tertunda akibat konflik dan peperangan di berbagai kawasan dunia,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani