DMI.OR.ID, JAKARTA – Pimpinan Wilayah (PW) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Riau telah menandatangani Nota Kesepahaman bersama (Memorandum of Understanding / MoU) dengan Gabungan Koperasi Masjid-Masjid (GKM) Malaysia, yang berada di dalam organisasi Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), pada Selasa (27/10) siang di kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta.
Nota Kesepahaman ini ditandatangani oleh Sekretaris Umum PW DMI Riau, Ir. H. Ajis, dan Ketua Umum GKM Malaysia, Datuk Hj. Abdul Malik bin Nong, bersamaan dengan momentum Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke XVI di Hotel Borobudur, Jakarta, yang berlangsung sejak Senin (26/10) hingga Rabu (28/10).
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, prosesi pertukaran MoU antara PW DMI Provinsi Riau dengan GKM Malaysia dilaksanakan pada Selasa (27/10) malam, di Hotel Borobudur, Jakarta, dengan disaksikan Presiden DMDI, Yb Senator Datuk Seri Hj Mohammad Ali bn Mohammad Rustam, dan Ketua Menteri Melaka, YAB Datuk Ir. Hj Idris bin Hj. Haron.
Prosesi ini juga disaksikan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, DR. H. Zulkifli Hasan, SE., MM., dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), H. Said Aldi Al Idrus, SE.
Dalam rilisnya kepada DMI.OR.ID, Selasa (27/10) siang, menyatakan PW DMI Riau dan GKM Malaysia akan segera menindaklanjuti MoU ini dengan langkah-angkah konkrit. PW DMI Riau akan segera memproduksi air kemasan, bekerjasama degan Koperasi Masjid Melaka Malaysia dan DMDI.
“Kami juga akan membangun pabrik rempah penyulingan minyak gaharu dan pabrik penyulingan minyak nilam, bekerjasama dengan Koperasi Masjid Melaka Malaysia dan DMDI,” tuturnya pada Selasa (27/10) siang.
PW DMI Riau, lanjutnya, telah menyiapkan lahan seluas 5.000 Ha di Kabupaten Siak, Riau, untuk penanaman batang nilam, dan 10.000 Ha tanah untuk penanaman rempah-rempah seperti lengkuas, jahe, cengkeh dan lain-lain.
“Jika program kerja sama ini berhasil, berapa banyak tenaga remaja masjid yang akan diperdayakan? Berapa banyak pengangguran yang terbantu kehidupan ekonominya? dan berapa banyak ibu rumah tangga yang mendapat penghasilan tambahan membantu suami?,” jelas Ajis.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani