DMI.OR.ID, JAKARTA – Bagi ummat Islam, Iedul Fithri merupakan hari puncak penemuan kesejatian diri sebagai mahluk ciptaan Allah Subhanahu Wata’ala (SWT), setelah selama sebulan penuh menjalankan shaum (puasa) Ramadhan dan ibadah lainnya. Itulah sebab mengapa predikat seorang Muslim telah dinaikkan menjadi manusia yang muttaqin (bertaqwa) kepada Allah SWT.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Bidang Sarana, Hukum, dan Waqaf, Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, menyatakan hal itu pada Senin (4/6) pagi, dalam rilisnya kepada DMI.OR.ID.
“Setelah kita semua menyempurnakan Qiyamun Ramadhan (ibadah di malam bulan Ramadhan), maka dianjurkan untuk walatukabbirullaha a’la ma hadaakum wala’allakum tasykuruun, yakni mengagungkan asma Allah atas petunjuk dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita, manusia, agar kita sellau bersyukur,” jelas Natsir.
Ajaran Islam, lanjutnya, juga mewajibkan para pemeluknya untuk menunaikan zakat fithrah dan zakat maal (harta) guna mensucikan harta dan jiwanya. Dalam pandangan Islam, hakikatnya perhiasan dunia seperti harta, jabatan, kekuasaan, isteri, dan anak-anak merupakan milik Allah Yang Maha Kuasa.
“Manusia hanya mendapatkan sekedar titipan dari Allah SWT. Itu sebabnya momentum Iedul Fitrhi menjadi kesempatan yang baik untuk berbagi kebahagiaan, melakukan silaturrahim, dan saling maaf memaafkan sebagai rasa syukur kita kepada Allah SWT, Sang Maha Pencipta,” ungkap Natsir yang juga Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani