Jusuf Kalla Kagumi Kehebatan Warga Gaza

Jusuf Kalla. Foto: Republika/M Fauzi Ridwan

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Muhammad Jusuf Kalla (JK), memuji ketangguhan rakyat Gaza, Palestina. Menurutnya, warga Gaza adalah komunitas yang gigih bertahan di tengah penjajahan zionis Israel yang telah berlangsung puluhan tahun.

Ketangguhan yang Menginspirasi di Tengah Keterbatasan

JK mengungkapkan kekagumannya pada etos kerja warga Gaza. Meski hidup dalam blokade dan serangan bertubi-tubu, mereka mampu membangun infrastruktur kompleks secara mandiri. Salah satunya, jaringan terowongan bawah tanah sepanjang 400 kilometer yang dibuat tanpa dukungan teknologi tinggi.

“Mereka tak punya teknologi canggih, tapi bisa membangun terowongan untuk bertahan hidup dan melawan. Sungguh luar biasa!” ucap mantan Wakil Presiden RI dua periode tersebut. Terowongen itu, lanjutnya, berfungsi ganda: sebagai tempat berlindung dari serudukan udara Israel, sekaligus basis pertahanan Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas.

Terowongan Bawah Tanah sebagai Simbol Perlawanan

JK menjelaskan, selain menyelamatkan diri dari serangan militer Israel, terowongan tersebut digunakan pasukan Palestina untuk menyimpan sejata dan menyusun strategi. Bahkan, upaya Israel untuk membanjiri atau menghancurkannya kerap gagal karena desainnya yang kompleks.

Di sisi lain, ia membandingkan betapa IDF (militer Israel) didukung teknologi modern seperti AI, persenjataan canggih buatan AS, hingga F-35. Namun, Hamas tetap mampu mencetak kemenangan friksi dengan taktik gerilya. “Secara teknologi jauh tertinggal, tetapi Hamas pemenangnya karena Israel gagal hancurkan semangat mereka,” tegas JK.

Cinta Tanah Air yang Tak Tertandingi

Bagi JK, rakyat Gaza mirip dengan pejuang kemerdekaan Indonesia yang rela berkorban nyawa demi hak merdeka. Mereka, katanya, ingin hidup tenang, beribadah, dan memelihara generasi penerus di tanah leluhurnya.

“Tak bisa mereka dipindahkan ke wilayah lain. Tujuan mereka bukan sekadar bertahan, tapi merdeka!” tegas JK. Pernyataan ini ia sampaikan sebagai bentuk penolakan terhadap usulan mantan Presiden AS Donald Trump, yang ingin memindahkan warga Gaza ke negara lain, seperti Indonesia atau Mesir. Usulan Trump tersebut juga dikutuk PBB, Inggris, Mesir, Yordania, dan organisasi internasional lainnya.

Penolakan Global atas Ide Relokasi Gaza: Palestina Bukan Komoditas Politik

Desakan Donald Trump untuk merelokasi warga Gaza ke Yordania, Mesir, atau negara lain menuai kecaman luas. Selain dibantah oleh pemerintah Palestina, ide tersebut ditolak keras oleh PBB, organisasi kemanusiaan, dan negara-negara, termasuk sekutu Amerika seperti Inggris. Otoritas Palestina pada Selasa (28/1) menegaskan, rencana ini illegal karena merupakan bentuk “pembersihan etnis sistemik” yang mengabaikan hak ilegal pendudukan Israel atas tanah Gaza.

Mesir dan Yordania —disebut Trump sebagai calon tujuan relokasi— justru menjadi garda terdepan penentang usulan tersebut. “Warga Gaza adalah bagian tak terpisahkan dari Palestina. Kami menolak menjadi alat politik Zionis untuk menghapus identitas mereka,” tegas juru bicara pemerintah Mesir. PBB pun menegaskan, pemindahan penduduk secara paksa melanggar Konvensi Jenewa dan berisiko memperparah krisis kemanusiaan.

Dunia Dipanggil untuk Berpihak pada Kemanusiaan

Jusuf Kalla menekankan, gagasan relokasi bukan solusi. “Yang diperlukan dunia sekarang adalah berpihak pada akar masalah: menghentikan pendudukan Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina,” ujarnya. Menurut JK, ketegaran warga Gaza —seperti para pejuang kemerdekaan Indonesia— harus menjadi pengingat global untuk tak menutup mata pada kejahatan kemanusiaan.

Seruan ini diperkuat data mengerikan: perang terakhir telah menewaskan lebih dari 47.000 orang Gaza, 70% di antaranya perempuan dan anak-anak. Tak hanya jiwa, infrastruktur dasar seperti rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah porak-poranda. “Ucapan belasungkawa tidak cukup, dunia wajib bertindak konkret!” tandas JK.

Referensi : https://khazanah.republika.co.id/berita/sqtv72451/jusuf-kalla-kagumi-kehebatan-warga-gaza-ini-penjelasannya-part5
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan

Bagikan ke :