DMI.OR.ID, JAKARTA – Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad Shallallahu A’laihi wa Sallam (SAW) dan Peradaban Islam harus menjadi museum yang dinamis, berorientasi ke masa depan dan pengembangan riset, serta dikunjungi sedikitnya 5 juta pengunjung per tahun.
Ketua Umum Pimpinan Pusta (PP) Dewan Masjid Indonesia, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, menyatakan hal itu pada Rabu (26/2) sore, saat memberikan kata sambutan dalam prosesi Peletakan Batu Pertama (Groundbreaking) Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam di Pantai Ancol Timur, Jakarta Utara.
“Mall-mal di Jakarta saja pengunjungnya 5 juta orang per tahun, masa Museum Rasulullah tidak bisa? Semua pihak perlu memberikan dukungan untuk memajukan museum ini. Museum ini membutuhkan tenaga para teknisi, pengawas, dan pelatih agar menjadi dinamis. Kita ingin membangun museum yang dinamis, bukan yang statis,” tutur H. Jusuf Kalla berdasarkan pantauan DMI.OR.ID.
Menurut Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) ke-10 dan ke-12 ini, kita perlu memikirkan bagaimana cara agar spirit Islam menjadi bagian dari kemajuan Indonesia saat ini. “Bagaimana caranya mengembalikan sejarah kemajuan Islam pada abad-abad yang lalu di masa kini?” ujarnya.
“Kita harus melihat ke masa depan, kita harus bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, lembaga riset, lembaga penelitian dan semua pihak untuk memajukan Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam ini. Groundbreaking ini bukan akhir pekerjaan, tetapi justru awal dari pekerjaan,” jelasnya.
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat ini pun menggarisbawahi pentingnya keterlibatan berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di Indonesia dalam upaya memajukan museum ini agar dinamis, tidak statis.
“Sejarah masuknya dakwah dan syiar Islam di Indonesia telah berlangsung sangat panjang. Ini pekerjaan besar, tidak hanya sekedar membangun museum saja. Itulah mengapa kita undang semua ormas Islam untuk terlibat dalam pengembangan museum ini,” ungkapnya.
Museum ini, lanjutnya, membutuhkan tenaga dan pikiran banyak orang serta kerja sama dengan berbagai lembaga dan para pihak terkait. Dibutuhkan pulhan, ratusan, dan ribuan orang untuk mewujudkan masa depan umat yang lebih baik di Indonesia. “Antara lain dengan memajukan museum ini,” imbuh pria kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada 15 Mei 1942 itu.
Kegiatan ini diresmikan langsung oleh H. Muhammad Jusuf Kalla, yang juga memberikan kata sambutan dalam prosesi ini. Ia pun menekan tombol sirine sebagai tanda dimulainya groundbreaking pembangunan museum.
Beliau melakukannya bersama-sama Wakil Ketua Umum (Waketum) PP DMI, Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol). Purnawirawan (Purn). Drs. H. Syafruddin, M.Si. Beliau juga melaporkan catatan perjalanan pembangunan museum ini selaku Ketua Panitia Pembangunan Museum.
Turut menekan tombol sirine sekaligus memberikan kata sambutan ialah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Rabithah Al-Alam Al-Islamy atau Liga Dunia Islam, Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Karim al-Issa, Lc., M.A., dan Menteri Agama (Menag) RI, Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI). (Purn.) H. Fachrul Razi Batubara.
Turut hadir dan memberikan kata sambutan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D., yang juga tuan rumah pembangunan museum. Beliau juga ikut menekan tombol sirine sebagai tanda dimulainya pembangunan museum bersama-sama enam tokoh nasional lainnya.
Turut hadir dan menekan tombol sirine ini yakni Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, H. Erick Thohir, B.A., M.B.A., serta Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) RI / Kepala Badan Pertanahan Nasional RI, Dr. Sofyan Abdul Djalil, S.H., M.A., M.A.L.D., yang juga Ketua PP DMI.
Selain itu, pembacaan doa dipimpin langsung oleh Ketua PP DMI, Drs. KH. Abdul Mannan Abdul Ghani, yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Sedangkan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dipimpin oleh Ustaz H. Ahmad Taqiyuddin Malik, Lc.
Dalam kegiatan ini, turut hadir sejumlah duta besar dari negara-negara sahabat, termasuk sejumlah negara anggota Liga Arab (Arab League) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Hadir juga Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Prof. Komaruddin Hidayat, M.A., Ph.D.
Turut hadir Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., dan Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), Yang Berbahagia (YBhg). Datuk Seri H. Mohamad Ali bin Mohamad Rustam dari Malaysia, serta Duta Besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Kerajaan Arab Saudi, Drs. H. Agus Maftuh Abegebriel M.Ag.
Wakil Ketua Umum PP DMI, Drs. KH. Masdar Farid Mas’udi, M.Si., Ketua PP DMI, H. Rudiantara, S.Stat., M.B.A., Ketua PP DMI, Drs. H. Andi Mappaganti, M.M., dan Ketua PP DMI, Prof. Dr. dr. H. Fachmi Idris, M.Kes., yang juga Direkutur Utama (Dirut) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan RI.
Hadir pula Sekretaris Jendral (Sekjen) PP DMI, Drs. H. Imam Addaruquthni, M.A., Sekretaris PP DMI, Dr. H. Serian WIjatno, S.E., M.M., M.H., Sekretaris PP DMI, dr. Ivan Rovian, M.K.P., Sekretaris PP DMI, K.H. Syaifudin Nawawi, S.H.,Bendahara Umum PP DMI, Dr. H. Machfud Sidik, M.Sc., Bendahara PP DMI, Drs. H. Suhaeli Kalla, dan Bendahara PP DMI, Dra. Hj. Dian Artida.
Hadir juga Direktur Program PP DMI, Dr. H. Munawar Fuad Noeh, M.A., serta Penghubung Umum PP DMI, Drs. H. Syahrul Udjud, S.H., dan Penghubung Umum PP DMI, H. Yadi Jentak.
Turut hadir Ketua Departemen Pemberdayaan Organisasi dan Pembinaan Kewilayahan PP DMI, Dr. H. Makmun Murad Al-Barbasy, M.Si., serta Ketua dan Sekretaris Departemen Dakwah, Ukhuwwah dan Sumber Daya Keumatan PP DMI, Ustaz Drs. H. Ahmad Yani, dan Drs. KH. Makmun al-Ayyubi. Kyai Makmun juga menjadi Ketua Pimpinan WIlayah (PW) DMI Provinsi DKI Jakarta.
Adapun prosesi pembangunan Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam ini merupakan hasil kerja sama antara DMI dengan Yayasan Waqaf Assalammu’alaika Yaa Ayyuhan Nabi dan Liga Dunia Islam.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani