Kalahkan Terorisme dengan Hati Nurani, kata-kata itu terlihat ditulis tangan dengan menggunakan spidol berwarna hitam di atas spanduk putih milik Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada Selasa (8/12) siang di Hotel The Acacia, Jakarta.
Kata-kata sederhana bermakna luas dan mendalam itu ditulis sebagai pesan untuk BNPT, dalam kegiatan bertajuk Implementasi Rencana Aksi Nasional (RAN) Blueprint Pencegahan Terorisme BNPT.
Melawan rencana dan tindakan terorisme tidak cukup dilakukan dengan tindakan kekerasan saja. Tanpa menggunakan hati nurani, tindakan itu hanya menjadi sia-sia belaka.
Ibarat memadamkan api dengan air dan oksigen, rencana dan tindakan terorisme hanya bisa diatasi dengan penyebaran nilai-nilai kebajikan dan tegaknya keadilan hukum.
Itulah sebab mengapa hati nurani sngat dibutuhkan dalam menanggulangii aksi-aksi terorisme yang belakangan ini marak terjadi di tanah air.
Dalam konteks ini, tindakan represif kepada pelaku tindak terorisme tidaklah dimaksudkan untuk membalas dendam kepada pelaku, apalagi didasari atas rasa benci dan marah kepada pelaku terorisme.
Tetapi, tindakan represif itu haruslah bertujuan untuk menegakkan keadilan hukum, menyebarkan nilai-nilai kebajikan, sekaligus mendidik dan mengajarkan masyarakat agar tidak melakukan hal yang sama.
Dalam konteks ini, hati nurani menjadi dasar utama bagi para penegak hukum dalam menanggulangi aksi dan tindakan terorisme. Kata pepatah, kepala boleh panas namun hati tetap harus dingin.
Prinsip inilah yang harus diterapkan oleh para penegak hukum dalam menanggulangi rencana dan tindakan terorisme sehingga tidak serampangan dan seenaknya saja dalam menjalankan penegakan hukum terhadap parapelaku terorisme.
Bahkan bagi para pelaku teror yang masih bisa diajak bekerjasama, para penegak hukum dapat menerapkan konsep deradikalisasi atau upaya untuk menurunkan tingkat ekstrimisme yang ada di dalam diri pelaku dengan konsep dan metode yang cermat dan tepat.
Sekali lagi, kunci utama untuk menanggulangi rencana dan tindakan terorisme ialah dengan menggunakan hati nurani. Tanpa hati nurani, penanggulangan atas tindakan dan rencana terorisme hanya menimbulkan pertumpahan darah dan air mata yang sia-sia belaka.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P
Redaktur Website Dewan Masjid Indonesia (DMI), www.dmi.or.id