DMI.OR.ID, Masjid Jami’ Pontianak atau Masjid Sultan Abdurrahman menjadi saksi bisu dari kunjungan Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo (Jokowi), untuk melepas karnaval air sebagai bagian dari “Karnaval Khatulistiwa“.
Seperti dilansir dari laman www.cnnindonesia.com, Presiden Jokowi melepas konvoi perahu hias dengan menyalakan 70 meriam karbit dari anjungan di depan Masjid Sultan Abdurrahman, pada Sabtu (22/8) sore.
Karnaval air ini akan menyusuri Sungai Kapuas Besar dan Sungai Kapuas Kecil dengan menggunakan sampan atau perahu tradisional yang dihias. Sebanyak 1.500 perahu hias dari 18 provinsi, termasuk Kalimantan Barat, akan berpartisipasi dalam karnaval air ini.
Nama masjid ini diambil dari Sultan Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadrie selaku Sultan pertama di Kesultanan Pontianak sekaligus pendiri Kota Pontianak. Nama Sultan diambil sebagai tanda penghormatan.
Masjid Sultan Aburrahman dan Istana Kadiriyah merupakan cikal bakal lahirnya Kota Pontianak. Masjid ini dibangun pada tahun 1771 silam.
Di halaman masjid ini, Presiden Jokowi mengajak seluruh masyarakat Pontianak untuk senantiasa menjaga dan memanfaatkan Sungai Kapuas sebagai sarana transportasi dan jalur perekonomian.
“Saya harapkan keberadaan sungai Kapuas tetap dapat menjadi sarana transportasi, sarana ekonomi, sekaligus bisa menjadi sarana transportasi bagi masyarakat Pontianak,” tutur Presiden Jokowi sebagaimana dikutip dari laman http://pontianak.tribunnews.com
Presiden Jokowi menyatakan hal itu sesaat sesudah membunyikan sirene tanda dilepasnya kapal hias pada rangkaian karnaval sungai di pendopo Masjid Jami’ Sultan Abdurrahman.
Ratusan masyarakat Pontianak dan sekitarnya pun tumpah ruah di halaman masjid Jami’ untuk menyaksikan 300 perahu hias dari berbagai wilayah di Indonesia dan luar negeri menyusuri Sungai Kapuas.
“Dengan apresiasi dan antusiasme masyarakat ini, menunjukkan kita semua harus optimis menatap Indonesia yang lebih baik. Jangan ada masyarakat pesimis dalam menatap ke depan,” paparnya.
Pasalnya, lanjut Jokowi, dengan rasa optimis, kita bisa menghadapi tantangan di masa depan.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani