DMI.OR.ID, JAKARTA – Sangat penting bagi masjid untuk memfasilitasi ummat dengan berbagai kondisi dan situasi, termasuk ummat Islam penyandang disabilitas.
Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) Dewan Masjid Indonesia (DMI) berencana menjadikan masjid sebagai Masjid Ramah Disabilitas. Hal ini merupakan turunan dari Gerakan Cinta Masjid (GCM) yang diluncurkan oleh Pimpinan Pusat (PP) DMI bersama-sama Baitulmaal Muamalat (BMM), dan bank Muamalat Indonesia (BMI).
Ketua Umum PP PRIMA DMI, Muhammad Hanif, menyatakan hal itu dalam rilisnya kepada DMI.OR.ID, Jum’at (18/9) pagi.
“Hingga saat ini, sangat sedikit Masjid yang ramah terhadap ummat Islam penyandang disabilitas. Masih banyak masjid yang tidak memiliki tram bagi tuna daksa (pemakai kursi roda) ketika mereka masuk ke masjid. Toilet masjid juga tidak memiliki akses untuk mereka,” tutur Hanif pada Jum’at (18/9).
Al-Qur’an braille untuk tuna netra, lanjutnya, juga masih jarang tersedia di masjid-masjid, bahkan tulisan isi khotbah Jum’at tidak pernah ada penerjemahnya bagi tuna rungu.
Menurutnya, masjid harus menjadi tempat yang paling ramah terhadap para penyandang disabilitas karena hak mereka untuk mendapatkan akses yang mudah tentu tidak boleh dihambat, apalagi saat mereka sedang beribadah kepada Allah SWT.
“Setiap umat Muslim mempunyai hak yang sama untuk beribadah kepada Allah SWT. Jangan sampai masjid menjadi tempat yang tidak nyaman bagi para penyandang disabilitas, kita harus mempermudah mereka untuk bisa melaksanakan ibadah kepada Allah”.
Rencananya, ungkap Hanif, masjid ramah disabilitas akan dicontohkan di beberapa titik (lokasi). PRIMA DMI akan membenahi beberapa masjid dengan membuat tram bagi mereka yang berkursi roda, serta proses pengadaan Al-Qur’an Braille.
“Pembenahan masjid ini akan kami laksanakan dari sebagian uang hasil penjualan tiket film Bait Surau yang akan tayang di bioskop pada tanggal 22 Oktober nanti,” ungkapnya.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani