DMI.OR.ID, YOGYAKARTA – Indonesia tidak kekurangan politisi, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan keimanan, tetapi kekurangan pedagang, pengusaha, toko, dan industri. Hal ini terjadi akibat pola hidup konsumtif masyarakat Indonesia jauh lebih dominan daripada pola hidup produktif.
Wakil Presiden RI, DR. H. Muhammad Jusuf Kalla, menyatakan hal itu pada Kamis (26/11), saat membuka dan memberikan sambutan dalam acara Silaturahmi Akbar dan Kongres XV Gerakan Pemuda Anshor di Pondok Pesantren (Ponpes), Yogyakarta, pada Kamis (26/11).
“Coba liat apa kekurangan Indonesia? Keimanan luar biasa, masjid di mana-mana, puasa ramai. Kekurangan ummat di Indonesia hanya satu, di bidang ekonomi. Kita kekurangan toko, figur, dan industri, akhirnya jadi konsumen saja nanti,” tutur Wapres Kalla pada Kamis (26/11), sebagaimana dikutip laman www.republika.co.id
Menurutnya, berdagang dan berusaha itu hukumnya sunnah, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassallam (SAW). Bahkan Rasulullah berdagang dulu sebelum menikah.
“Jadi, bukan hanya menikah saja yang sunnah, berdagang juga. Kalau memang mau menjalankan sunah Nabi, ya berdaganglah,” papar Wapres Kalla yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu.
Wapres Kalla pun berjanji untuk meningkatkan jumlah para pengusaha dan toko industri di dalam negeri sehingga dapayt mengubah pola konsumtif masyarakat Indonesia menjadi lebih produktif.
“Sangat penting bagi masyarakat untuk berdagang dan menjaankan bisnisnya. Ini merupakan sunnah Rasulullah SAW,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Daeng Ucu oleh keluarganya ini pun berharap agar seluruh pengurus dan jama’ah Gerakan Pemuda (GP) Anshor untuk berdagang dan berjuang secara fisik.
“Kami harapkan seluruh warga GP Ansor jangan hanya berjuang fisik, tetapi juga berdagang karena berdagang itu termasuk berjuang. Di Indonesia, yang tumbuh lebih banyak itu justru para politisi, tetapi yang jadi pedagang tidak terlalu banyak,” ungkapnya.
Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pelajar Islam Indonesia (PII) ini juga mengapresiasi kepemimpinan Ketua Umum GP Anshor, H. Nusron Wahid, S.S selama lima tahun terakhir. Khususnya, upaya untuk mengembangkan usaha kreatif, bekerjasama dengan sejumlah pihak.
“Nanti, Nusron bisa jadi menteri perindustrian. Saya menghargai upayanya sehingga kita tidak lagi hanya kirim Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Kita perlu bekerjasama untuk mendukung anak-anak muda ini,” kelakar Wapres Kalla dalam sambutannya.
Gurauannya ini disampaikan saat Wapres menyebut Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, yakni meningkatkan perekonomian nasional. “Jika perekonomian nasional dapat ditingkatkan, pemerintah tidak lagi mengirimkan TKI ke luar negeri untuk mensejahterakan rakyatnya,” jelasnya.
Saat ini, GP Ansor mengembangkan 687 unit usaha dengan total aset mencapai Rp 3,6 triliun. Adapun tantangan bangsa Indonesia adalah bagaimana memakmurkan bangsa di bidang perekonomian.