DMI.OR.ID, PALANGKA RAYA – Pimpinan Daerah (PD) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Palangka Raya menyelenggarakan Pelatihan Manajemen Masjid sekaligus Pelantikan 33 pengurus PD DMI Kota Palangkaraya masa bakti 2014-2018 di aula asrama haji Al-Mabrur, Jalan G. Obos, Palangkaraya, pada Senin (15/6) lalu.
Seperti dikutip dari laman http://kalteng.kemenag.go.id, kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Wali Kota Palangka Raya, Dr. Ir. Mofit Saptono Subagyo, MP, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakanemenag) Kota Palangka Raya, Drs.H.Baihaqi, M.AP, dan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) DMI Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Drs. H. Masrani Arsyad.
Dalam sambutannya Ketua Umum PW DMI Provinsi Kalteng, Masrani Arsyad, mengucapkan selamat dan mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan pelatihan manajemen masjid bagi 33 pengurus masjid se-Kota Palangka Raya.
“Dari sekian kepengurusan DMI se-Kalteng, hanya ada tiga daerah saja yang memiliki dana dan kegiatan, yakni PD DMI Kota Palangka Raya, PD DMI Kabupaten Barito Timur dan PD DMI Kabupaten Kotawaringin Barat,“ tutur Masrani.
Masrani pun menyampaikan hasil pertemuan PW DMI Provinsi Kalteng dengan DMI Pusat beberapa waktu lalu, yakni Nota Kesepahaman (MoU) antara Wakil Presiden (Wapres) RI, Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) terkait sertifikasi tanah wakaf milik masjid.
“MoU ini bertujuan agar aset umat Islam (masjid) tetap memiliki kekuatan hukum untuk mengurangi gugatan dari para ahli waris atau pihak lainnya di kemudian hari. Dalam konteks ini, Wapres bertindak selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) DMI,” paparnya.
Sedangkan Kakan Kemenag Kota Palangka Raya, Baihaqi, dalam sambutannya menyatakan masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah, tetapi sekaligus sebagai tempat pembinaan umat.
“Masjid tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga sudah menjadi tugas kita untuk senantiasa memakmurkan masjid,” tuur Baihaqi.
Dalam era globalisasi ini, lanjutnya, setidaknya kerap kali timbul penyakit masyarakat. Ada dua macam penyakit besar masyarakat kita, yakni masyarakat yang kehilangan identitas dan masyarakat yang mengalami kekosongan spritual.
“Nilai-nilai agama sangat penting dalam kehidupan ini, sehingga Kantor Kemenag Kota Palangka Raya memulai kebijakan menghafal tiga surat Al-Qur’an bagi pelajar dari tingkat dasar di madrasah Ibtidaiyah, mulai kelas empat,” jelasnya.
Kemenag Kota Palang Raya, lanjutnya, juga memulai program satu minggu satu ayat sampai para siswa lulus dari madrasahnya.
“Mereka secara rutin membaca, memahami, menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an agar mendapatkan maunah di dunia dan akhirat, sehingga dapat melindungi dan membentengi diri dari pengaruh narkoba,“ katanya.
Baihaqi pun berharap kepengurusan DMI Kota Palangka Raya yang baru ini dapat mewujudkan program-program yang mengakomodir kepentingan umat dan masjid di ibu kota Provinsi Kalteng itu.
Sementara Wakil Walikota Palangka Raya, Mofit Saptono Subagyo, menyatakan DMI adalah struktur masyarakat yang memiliki potensi penting untuk dijaga dan dikembangkan.
“Saya ingin keberadaan DMI dalam sebuah organisasi bukan hanya sekedar nama, namun bisa memberikan kontribusi kepada pihak lain,“ ujar Mofit saat membuka kegiatan pelatihan manajemen masjid oleh PD DMI ini.
Mofit pun menyambut baik pelaksanaan kegiatan pelatihan manajemen masjid oleh pengurus DMI Kota Palangka Raya dan berharap semua pengurus masjid bisa melakukan improvisasi (tindakan kreatif) di masa depan.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani