DMI.OR.ID, JAKARTA – Terdapat keterkaitan erat antara masjid, sifat gotong royong, dan kotak amal di Indonesia. Ummat Islam di Indonesia saling gotong royong untuk membangun dan memelihara masjid melalui kotak amal. Hal ini menunjukkan tanggung jawab umat terhadap masjid.
“Kotak amal hanya beredar di RI. Pakistan, Malaysia, Brunei apalagi di Makkah tidak ada. Alhamdulilah, (dengan) gotong royong kita bertanggungjawab kepada masjid yang dibangun,” tutur Wakil Presiden (Wapres) RI, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, pada Jumat (25/5) sore di Istana Wapres RI, Jakarta, seperti dikutip dari laman https://kumparan.com.
Tepatnya saat memberikan sambutan dalam Buka Puasa Bersama jajaran Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Menurutnya, pemerintah dan DMI harus memperhatikn kesejahteraan pengurus masjid. Selama ini di Indonesia, pengembangan masjid bergantung pada kotak amal. “Sedangkan di luar negeri, tanggung jawab itu diambil oleh pemerintah,” imbuh Wapres Kalla yang juga Ketua Umum PP DMI.
“Pedoman kita adalah kita memakmurkan masjid dan masjid memakmurkan rakyat sekitar. Jangan hanya kita makmurkan masjid tapi masjid tak memakmurkan masyarakat sekitar,” jelasnya.
Wapres Kalla pun menjelaskan kesulitan yang dihadapi DMI dalam mengatasi radikalisme. Kesulitan-itu terkait erat dengan karakter masjid di Indonesia yang dibangun oleh masyarakat.
“Kenapa Dewan Masjid tak bisa atasi radikalisme? Seperti saya katakan, DMI harus kerja lebih keras dari masjid di negara lain. Di Malaysia semua masjid dibangun pemerintah, takmirnya digaji pemerintah, kita dibangun masyarakat,” paparnya.
Pemerintah Malaysia, lanjutnya, bertanggungjawab kepada lembaga takmir masjid. Dampaknya. khutbah yang disampaikan dapat diawasi sehingga tidak berpotensi menyebarkan radikalisme.
“Karena masjid di RI dibangun masyarakat, maka tak mudah. Kita tak ada perintah-perintah. Beda kalau di Malaysia, di depan masjid agungnya itu ada kantor penerbitan khutbah. Di situlah khutbah dibuat, disebarkan. Makanya khutbah dari Johor sampai Kedah itu sama tiap Jumat,” ungkapnya.
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, acara ini diikuti dengan sholat Maghrib berjamaah.setelah para hadirin berbuka puasa dengan takjil. Sebelumnya, para hadirin juga mendengarkan taushiyah dari Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A.
Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) PP DMI, Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol). Drs. H. Syafruddin, M.SI., yang saat itu masih menjabat Wakil Kepala Kepolisian RI (Wakapolri). Hadir juga Wakil Ketua Umum PP DMI, Drs. KH. Masdar Farid Mas’udi, M.Si., dan anggota Majelis Pakar PP DMI, Prof. Dr. H. Azyumardi Azra, M.Phil., M.A., C.B.E.
Turut hadir Direktur Utama (Dirut) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Prof. Dr. dr. H. Fachmi Idris, M.Kes., Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI, H. Rudiantara, S.Stat, M.B.A., dan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) RI, Prof. Dr. H. Sofyan Abdul Djalil, S.H., M.A., M.A.L.D. Ketiganya ialah Ketua PP DMI.
Sejumlah pengurus PP DMI lainnya juga hadir seperti Ketua PP DMI, Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi dan Drs. H. Andi Mappaganty, M.M. Hadir juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP DMI, Drs. H. Imam Addaruqutni, M.A., Direktur Program PP DMI, Dr. H. Munawar Fuad Noeh, M.Si., Sekretaris PP DMI, Ir. Hj. Jaorana Amiruddin, M.Si., dan Bendahara PP DMI, Dra. Hj. Dian Artida.
Hadir pula Ketua Departemen Kaderisasi Pemuda dan Remaja Masjid PP DMI, drg. Muhammad Arief Rosyid Hasan, M.K.M.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani