DMI.OR.ID, TANGERANG – Komunitas Pecinta Literasi Indonesia (Pintar Indonesia) telah diluncurkan secara resmi pada Kamis (15/6) siang di Program Pembibitan Penghafal Al-Qur’an (PPPA) Daarul Qur’an, Kota Tangerang, Banten, dalam acara Launching and Sharing Session Pintar Indonesia.
Acara ini diselenggarakan oleh Pustaka Digital (Padi), Synergi and Portfolio PT Telkom Indonesia, Tbk, dan PPPA Daarul Qur’an serta diikuti oleh sekitar 30 anggota Komunitas Pintar Indonesia.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pembicara seperti Senior Vice President (SVP) Synergy and Portfolio PT. Telekomunikasi (Telkom) Indonesia, Tbk, Achmad Sugiarto, dan sejumlah pembicara lainnya dari Dapur Tulis, PPPA Darul Qur’an, dan komunitas indie writer (penulis pendek) lainnya.
“Pustaka Digital atau disingkat PADI merupakan program Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Hadir untuk Negeri yang lahir pada 8 Mei 2016 lalu. Saat itu, kita rencanakan Padi hadir di 5.000 lokasi di seluruh Indonesia yang harus selesai pada tahun 2018,” tutur Sugiarto pada Kamis (15/6), saat diwawancarai DMI.OR.ID di PPPA Daarul Qur’an, Tangerang.
Program utama PADI, lanjutnya, adalah interaksi antara Pustaka Digital dengan komunitas penulis, termasuk indie writer. dengan menggunakan 3.000 lokasi PADI yang kini telah tersedia. “Adapun konten-kontennya ialah kerja sama antara Telkom dengan penerbit dan indie writer,” ujarnya.
“Komunitas Pintar Indonesia yang baru diluncurkan ini bertujuan untuk menjadikan PADI sebagai ‘rumahnya indie writer. Jadi kalau tulisan mereka belum diterbitkan, maka tulisannya bisa ditaruh (diunggah) melalui aplikasi digital PADI yang kini tersedia dan bisa dibaca di 3.000 lokasi di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Menurutnya, saat ini PADI tersedia di seluruh kantor PT. Telkom di Indonesia, serta di sekolah-sekolah dan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan PADI dan menjalin kemitraan strategis dengan PT. Telkom Indonesia, Tbk.
“Terakhir, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memasang PADI di 200 lokasi internet lengkap dengan Pustaka Digitalnya, bahkan menaruh buku-buku terbutannya di situ. Lalu, Kementerian BUMN juga membangun 514 Rumah Kreatif BUMN yang di dalamnya kita bangun PADI. Kenapa? karena ada buku-buku tentang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di dlamnya,” ungkap Sugiarto.
Dengan ekosistem yang telah dibangun ini, imbuhnya, maka ada peluang besar untuk memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya bagi seluruh pengguna (users) PADI dan pecinta literasi Indonesia.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani