Din Syamsuddin: Meskipun Sederhana, FIlm “Bait Surau” Sarat Pesan Moral

DMI.OR.ID, JAKARTA – Film Bait Surau yang gala premier-nya (pemutaran perdana) diluncurkan di Bioskop XXI Planet Hollywood, Jakarta, pada Selasa (20/10) malam, merupakan film yang sederhana namun pesan moral dan religinya kuat sekali. Pesan itulah yang paling penting bagi generasi muda bangsa dari karya seni seperti novel dan film.

Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Prof. Dr. H. Muhammad Siradjuddin (Din) Syamsuddin, menyatakan hal itu pada Selasa (20/10) malam, dalam konferensi pers usai gala premier film Bait Surau.

“Beragama (Islam) itu membutuhkan proses. Film bergenre religi ini mengambil tema tentang hijrahnya seseorang menjadi lebih baik lagi (agamanya) dalam perjalanan hidupnya.Film ini sangat penting bagi bangsa Indonesia,” tutur Prof. Din Syamsuddin yang pernah menjabat Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dua periode ini.

Ia pun mengimbau ummat Islam Indonesia, khususnya warga Muhammadiyah, lebih khusus lagi para pelajar, untuk ramai-ramai menonton film Bait Surau ini. Bahkan, 2,5 persen dari keuntungan hasil penjualan tiket film ini akan disumbangkan ke surau-surau (musholla) di wilayah-wilaah terpencil.

“Sebagai manusia, kita harus berupaya keluar dari kondisi yang tidak baik menjadi lebih baik lagi. Apa yang diiperankan para pemain (aktor/ aktris) dalam fim ini mengandung nilai-nilai pendidikan. Hijrah, inilah pesan utama film Bait Surau,” ungkapnya.

Bait Surau ini, lanjutnya, merupakan karya pedana Rakha Wahyu dan Yus R Ismail dalam bentuk novel yang akhirnya dibuat menjadi film. Apalagi peulisnya berlatar-belakang Muhammadiyah. “Selamat untuk para pemain dan seluruh kru film Bait Surau,” ujarnya.

Menurutnya, sudah saatnya film-film Indonesia fokus pada isi dan memiliki pesan-pesan moral yang kuat. Lihat saja film-film di negara lain, seperti Turki dan Iran, yang sederhana namun pesannya sanat kuat. “Film-film Indonesia jangan terlalu bergaya extra vaganza (glamor, mewah),” harapnya.

Film ini, paparnya, sangat penting untuk pembangunan karakter bangsa Indonesia. Apalagi surau itu berfungsi lebih dari sekedar tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan Islam. Di berbagai daerah, surau itu berarti tempat sholat yang ukurannya kecil.

“Meskipun dahulu sempat lahir novel berjudul Robohnya Surau Kami karya Ali Akbar Navis, namun di daerah Sumatera Barat, terbukti ulama besar seperti Buya Haji Abdul Malik Karim Amrulah (HAMKA) lahir dari surau,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, gala premier ini turut dihadiri sejumlah aktor dan aktris pemeran film Bait Surau seperti Ihsan Tarore (sebagai Ramdhan), Astri Nurdin (sebagai Siti), Nadia Vella (sebagai Nadia), Wiwing (sebagai Badrun), Leo Nardi (sebagai Ikun), dan Nurul (sebagai Ully).

Hadir pula Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah, Drs. H. Hajriyanto YThohari, MA., produser film Bait Surau, Hj. Anita Aulia, dan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Muhammad Hanif Alusi.

 

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani   

Bagikan ke :