Din Syamsuddin: Ummat Harus Lakukan “Tazkiyatun Nafs” dan “Penguatan Diri”

DMI.OR.ID, JAKARTA – Ummat Islam perlu melakukan dua aktifitas utama selama berada di bulan Ramadhan, yakni tazkiyatun nafs atau membersihkan diri dan mensucikan hati, serta self empowerment atau penguatan pribadi.

Ketua Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Prof. Dr. H. Muihammad Din Syamsuddin, MA, menyatakan hal itu dalam konferensi press usai Sidang Itsbat (penentuan) awal Ramadhan 1436 Hijriyah, pada Selasa (16/6), di Gedung Kementerian Agama, Jakarta.

“Marilah kita semua, ummat Islam, mengisi sebaik-baiknya bulan suci Ramadhan dengan aktifitas Tazkiyatun Nafs dan Penguatan Diri. Mari kita awali dengan qiyamul lail, shalat tarawih mulai esok malam, lalu sholat tahajjud dan tadarus Al-Qur’an,” tutur Din pada Selasa (16/6) malam.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini pun mengajak ummat Islam untuk bertaubat dari pelanggaran dosa dan maksiat yang selama ini kita lakukan sehari-hari di luar bulan Ramadhan. “Hendaknya kita masuki bulan suci Ramadhan dengan wilayah pemaknaan yang amat luas dan mendalam,” paparnya.

Din pun mengimbau agar ummat Islam Indonesia tetap menjaga dan mempererat jalinan silaturrahim dan ukhuwah Islamiyah serta jangan mudah terpengaruh oleh isu-isu yang meresahkan dan tidak jelas asal-usulnya. “Kita perlu tabayyun, klarifikasi dengan narasumbernya langsung,” ujar Din.

Alhamdulilah wasyukurilah, saya merasa bersyukur Sidang Itsbat kali ini berlangsung dengan cepat dan lancar, hanya 13 menit. Ibadah shaum ini dimensi ibadahnya sangat kuat, sehingga sering kali terjadi perbedaan diantara ummat Islam saat mengawali dan mengakhirinya,” ungkap Din.

Din pun memberikan apresiasi khusus kepada Menteri Agama (Menag), Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin, yang telah berupaya mengundang seluruh organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam. “Pak Lukman Hakim telah beberapa kali berkunjung ke ormas-ormas Islam, termasuk Muhammadiyah, untuk membahas Sidang Itsbat ini,” ungkap Din.

“Alhamdulilah, meskipun metode atau pendekatan yang dilakukan ada perbedaan dengan pemerintah, namun hasil akhirnya sama, hilal tidak terlihat sehingga awal Ramadhan bertepatan dengan Kamis (18/8) esok,” jelasnya.

Ormas-ormas Islam, lanjutnya, bersedia untuk melakukan pertemuan lebih intensif, melalui halaqoh-halaqoh antar para ahli falaq dan astronomi, untuk mencari titik temu dari cara pandang dan kriteria yang berbeda-beda itu, dengan difasilitasi oleh Kementerian Agama (Kemenag).

Dalam konferensi press itu, hadir beberapa tokoh Islam seperti Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Pusat, Drs. KH. Ma’ruf Amin, yang juga Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Hadir pula Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag RI, Prof. Dr. H. Muhammad Machasin, MA, yang juga Rais Syuriah PBNU, serta Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimas Islam Kemenag RI, Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, M.Ag.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

Bagikan ke :