DMI.OR.ID, DENPASAR – Pimpinan Wilayah (PW) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Bali telah merespon bencana alam akibat gempa bumi dan potensi erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, dengan menyelenggarakan Posko Tanggap Darurat di sejumlah lokasi. Adapun sasaran bantuan ialah para pengungsi yang tinggal di tenda-tenda darurat.
Sebelumnya, para pengungsi itu bertempat tinggal di kawasan dengan radius 12 Kilometer dari Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali. Zona sejauh 12 Kilometer itu telah ditetapkan sebagai Kawasan Rawan Bahaya (KRB) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Dalam rilisnya kepada DMI.OR.ID pada Selasa (2/10), Ketua PW DMI Provinsi Bali, H. Bambang Santoso, S.Pd., menyatakan bahwa DMI Bali bersama-sama dengan Crisis Centre Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali telah membuka Posko Bersama Tanggap Darurat Bencana Gunung Agung. Kegatan ini juga didukung oleh Komunitas Alumni Pendidikan Tinggi Agraria (KAPTI).
“Alhamdulillah, Crisis Centre MUI Bali bersama DMI Provinsi Bali telah menyelenggarakan Posko Bersama Tanggap Darurat Bencana Gunung Agung. Kegiatan ini mengangkat tema Peduli Pengungsi Gunung Agung serta telah membuka rekening donasi di Bank BNI Syariah atas nama: DMI Provinsi Bali dengan nomor: 0295069743,” tutur Ustaz Bambang Santoso pada Selasa (2/10).
DMI Bali, lanjutnya mengajak semua pihak, khususnya ummat Islam, untuk menebar kepedulian bagi saudara-saudara kita (warga Bali) yang menjadi pengungsi akibat bencana gempa bumi dan potensi erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali.
Menurutnya, DMI Bali bersama-sama elemen masyarakat lainnya juga mendirikan Posko II Darussalam Tanggap Bencana Gunung Agung. “Posko ini berfungsi sebagai pusat distribusi bantuan logistik bagi para pengungsi,” papar Ustaz Bambang, Jumat (29/9).
Posko ini, imbuhnya, didirikan secara bersama-sama oleh berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) seperti Bali Mengaji, Rumah Zakat, DMI Provinsi Bali, dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bina Usada, Bali, serta sebuah Yayasan di Bali. “Semoga bantuan logistik ini dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi para pengungsi di Bali,” ujarnya.
Menurutnya, bantuan logistik yang dibutuhkan para pengungsi berupa bahan-bahan pangan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, air mineral, mie instant, dan biskuit/ roti, serta peralatan lainnya seperti tisu, dan obat-obatan.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani