DMI.OR.ID, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelenggarakan kegiatan bertajuk Implementasi Rencana Aksi Nasional (RAN) Blueprint Pencegahan Terorisme BNPT pada Selasa (8/12), bertempat di Hotel The Acacia, Jakarta.
Kegiatan ini diikuti sekitar 30 peserta perwakilan dari berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam, ormas nasional, ormas kepemudaan, kementerian, dan lembaga-lembaga negara. Pertemuan ini dibuka oleh Deputi Pencegahan Teroris BNPT, Brigadir Jenderal (Brigjend) Polisi (Pol) Drs. H. Hamidin.
Kegiatan ini juga menghadirkan empat orang narasumber, dua diantaranya adalah Sekretaris Utama BNPT, Mayor Jenderal (Mayjen) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Abdul Rahman Kadir, dan Tim Ahli BNPT, Prof. Dr. H. Bambang Pranowo, MA, yang juga Pakar Sosiologi Agama dari Univeritas Islam Negerei (UIN) Syarif Hidayatullah.
Kegiatan ini turut dihadiri Ketua Bidang Sarana, Hukum dan Waqaf Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) , Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, dan Redaktur Website DMI, www.dmi.or.id, Muhammad Ibrahim Hamdani, SIP
Dalam kegiatan yang berlangsung cukup komunikatif dan atraktif ini, Ustaz Natsir Zubaidi menyampaikan sejumlah pertanyaan kepada para narasumber, khususnya tentang beredar luasnya buku-buku yang materi-materinya mengajak masyarakat untuk melakukan aksi terorisme berkedok jihad.
“Kenapa buku-buku karya Imam Samudera beredar luas di Indonesia? Bahkan di toko buku Gramedia, buku-buku itu sangat mudah dibaca khalayak luas,” tutur Natsir pada Selasa (8/12) siang.
Hendaknya, lanjut Natsir, BNPT dan lembaga yang memiliki otoritas berupaya segera menarik buku-buku itu da sejenisnya dari peredaran, setidaknya dapat membatasi peredaran buku-buku itu. “Pemerintah harus antisipasi dan mewaspadai peredaran buku-buku itu,” tegasnya.
Menurutnya, masjid-masjid di Indonesia berperan penting dalam upaya penangguangan aksi-aksi terorisme karena masjid ada ikatan emosional dan keimanan antara masjid dengan jama’ah yang tinggal di sekitarnya.
“Biasanya, masjid-masjid yang pengurusnya tidak aktif dan tidak terlibat langsung (involve) dengan kehidupan jama’ahnya akan sangat rawan terhadap gerakan terorisme. Masjid-masjid itu dapat menjadi obyek dan pusat gerakan terorisme,” ungkapnya.
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, di akhir acara, seluruh peserta diminta untuk menandatangani komitmen Anti Gerakan Terorisme mewakili organisasinya masing-masing. Para peserta juga diminta untuk menuliskan harapan, usulan, kesan dan pesannya kepada BNPT di atas spanduk putih berukuran sedang.
Salah-satu penandatangan komitmen itu ialah Redaktur Website DMI, Muhammad Ibrahim Hamdani. Ia juga menulis pesan Kalahkan Terorisme dengan Hati Nurani dengan tulisan tangan di atas spanduk berwana putih milik BNPT.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani