DMI.OR.ID, JAKARTA – Idul Fitri hendaknya dimaknai sebagai titik tolak bagi seorang Muslim untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan, baik yang bersifat individual, keluarga maupun sosial kemasyarakatan.
Ketua Bidang Sarana, Hukum dan Waqaf Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, menyatakan hal itu pada Jum’at (10/7), dalam rilisnya kepada DMI.OR.ID.
“Setiap pribadi Muslim hendaknya menjadikan Iedul Fitri sebagai momentum untuk kembali ke fitrah (kesucian diri) dengan silaturrahim dan halal bil halal setelah menunaikan ibadah shaum di bulan Ramadhan,” tutur Natsir pada Jum’at (10/7) sore.
Menurutnya, ibadah Ramadhan berfungsi sebagai training centre (pusat pelatihan) yang dapat melatih jasmani, rohani dan intelektual setiap Muslim. Ibadah Ramadhan juga dapat meningkatkan kualitas diri seorang Muslim dari sisi peribadatan, kesehatran dan kecerdasan.
“Produk utama ibadah Ramadhan adalah kondisi kesiapan mental, fisik dan intelektual yang prima. Ibarat seorang atlet, sehabis mengikuti pusat pelatihan, mereka selalu siap bertanding dan megikuti kompetisi,” papar Natsir yang juga Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu.
Sesunggunya, lanjut Natsir, hakikat dari kehidupan ini adalah berkompetisi dan berlomba-lomba menuju kebaikan (fastabiqul khoirat). Ajaran Islam mengharuskan pemeluknya untuk berkompetisi secara baik dan adil (fair) dalam berbagai bidang seperti dakwah, syiar, pendidikan, ekonomi, politik, sosial dan budaya.
Setiap Muslim dapat memberikan kontribusi terbaiknya untuk masyarakat, ummat dan bangsa hanya dengan kesiapan iman, mental, fisik dan intelektual. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali Imron Ayat 104 yang artinya:
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani