DMI.OR.ID, JAKARTA – Ummat Islam di Indonesia harus selalu melaksanakan perintah Allah Subhanahu Wata’ala (SWT), dan jangan mau diadu domba, serta senantiasa menjaga ukhuwwah Islamiyah. Ummat Islam pun harus tetap melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar sebagai pewaris sah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Ustaz Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, menyatakan hal itu pada Rabu (10/5), dalam rilisnya kepada DMI.OR.ID.
“Saat ini, Ummat Islam Indonesia, baik yang ada di pondok pesantren (ponpes), masjid, organisasi kemasyarakatan (ormas), perguruan tinggi, masjid, dan pemerintahan baik di eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, hendaknya melaksanakan perintah Allah SWT,” tutur Ustaz Natsir yang juga Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu.
Pertama, lanjutnya, seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, Surat Ali Imran Ayat 103 yang artinya: “Berpegang teguhlah kepada Tali Allah dan Jangan Berpecah Belah”. Ummat Islam jangan mau diadu domba oleh pihak lain. “Jaga ukhuwwah Islamiyyah dulu, baru ukhuwwah wathaniyyah (kebangsaan) dan ukhuwwah basyariyyah (kemanusiaan),” paparnya.
“Kedua, tetap melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar secara seimbang agar tidak ada pihak-pihak yang salah paham, lalu dianggap sebagai tindakan makar (kudeta). Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, Surat Ali Imran Ayat 104,” ucapnya.
Ketiga, jelasnya, berusaha maksimal agar masjid, pondok pesantren, dan perguruan-perguruan Islam mampu menjjadikan ummat dan masyarakat Islami sebagai pribadi-pribadi yang berkualitas di segala bidang, baik dalam hal akidah, moral, intelektual, dan kemampuan ekonomi, serta tentu saja kemampuan kepemimpinan yang baik.
“Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, Surat Ali Imran Ayat 110. Hidup ini bukanlah hanya permainan (game), la’ibun walahwun, tetapi juga kompetisi, mushabaqah dan fastabiqiul khairaat,” imbuhnya.
Menurutnya, ummat Islam merupakan pewaris sah NKRI. “Mari kita kawal NKRI selama hayat masih dikandung badan (masih bernafas),” tegasnya.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani