DMI.OR.ID, PONTIANAK – Pimpinan Daerah (PD) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Pontianak Bidang Pemberdayaan Perempuan menyelenggarakan Silaturrahmi & Pengajian Al-Qur’an Ibu-Ibu Majelis Taklim Kota Pontianak bertajuk Bahagia dengan Al-Qur’an pada Kamis (29/10) di aula Masjid Raya Mujahidin Pontianak.
Kegiatan ini menghadirkan Ustadz Mohammad Haitami Salim sebagai penceramah dengan moderator Sekretaris PD DMI Kota Pontianak, H. Muhammad Arif, S.Ag. Dalam kegiatan ini, jama’ah diajak untuk meyakini, membaca, mengamalkan, dan menghapalkan Alquran. Adapun Jama’ah terdiri dari ratusan ibu-ibu anggota majelis taklim, organisasi wanita Islam, dan masyarakat umum.
Seperti dilansir dari laman http://www.pontianakpost.co.id, rangkaian kegiatan ini terdiri dari tadarrus berjama’ah dan kajian Al-Qur’an, serta taushiyah oleh seorang ustadz. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan PD DMI Kota Pontianak, Dra. Hj. Yanieta Arbiastutie Kamtono, menyatakan ke depan kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin dan menjadi agenda bulanan.
“Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama PD DMI Kota Pontianak yang didukung oleh banyak pihak seperti dari Bank Kalimantan Barat (Kalbar), PT. Holcim, dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pontianak. Ke depan, kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin dan menjadi agenda bulanan,” tutur Yanieta pada Kamis (29/10).
Tujuan kegiatan ini ,lanjutnya, yakni untuk menjalin silaturahim, meningkatkan keimanan, mensyiarkan agama, dan meningkatkan kecintaan kepada Alquran, sehingga Alquran tidak hanya dipajang. “Selama satu jam, jemaah diajak untuk mengkaji Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 1-5,” jelasnya.
Ada beberapa hal yang disampaikan oleh Ustadz Haitami ketika mengkaji ayat Al-Qur’an.
Pertama, hendaknya ummat meyakini kebenaran bahwa Allah-lah yang menciptakan Alquran. Diantara fungsi Alquran itu adalah mutmainnah qulub, yakni menenangkan hati. “Maka, kita harus yakin bahwa Allah-lah yang menciptakan Al-Quran, tegasnya. Tidak ada keraguan didalam Alqur’an sehingga Al-Quran betul-betul menjadi pedoman dalam hidup,” tegasnya.
“Kedua, hendaknya ummat melaksanakan perintah Allah Subhannahu Wata’ala (SWT), tidak hanya salat saja tetapi juga infaq, sedekah, dan wakaf. “Pedoman melakukan hal itu yakni kita harus yakin nanti kita akan dimintai pertanggungjawaban. Sebab, ada masanya kita dihidupkan kembali dan dihitung amal baik dan buruknya,” ungkap Yanieta.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani