DMI.OR.ID, YOGYAKARTA – Masjid Gedhe Kauman di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menjadi saksi bisu dari kunjungan Duta Besar (Dubes) Australia untuk Republik Indonesia (RI), His Excelency (H.E.) Paul Grigson, ke Yogyakarta pada Rabu (2/9). Ia pun terkagum-kagum dengan kemewahan arsitektur Masjid Gedhe Kauman.
“Hal ini (arsitektur) sangat mewah, saya tidak pernah melihat masjid seperti ini di Australia,” tutur Dubes Grigson pada Rabu (2/9), setelah berkeliling Masjid Gedhe Kauman mulai dari bagian depan (serambi), dalam (ruang sholat), makam Nyai Ahmad Dahlan (belakang), ruang mengaji, hingga ruang radio Saka (Suara Kauman) di kompleks masjid
Seperti dikutip dari laman www.news.liputan6.com, Dubes Grigson pun menyatakan setiap pekan ia menyempatkan diri hadir di masjid-masjid besar dan kecil serta berdialog dengan jama’ah masjid.,
“Sangat penting bagi saya untuk berbicara dengan semua lapisan masyarakat. Dengan mengunjungi masjid, saya bisa bertemu dengan orang setiap harinya. Ini pertama kali saya ke Yogyakarta sebagai Dubes mendatangi Masjid Gedhe ini. Saya akan terus mengunjungi masjid,” paparnya.
Ketika datang ke masjid-masjid di Indonesia, lanjutnya, para jama’ah tidak pernah menanyakan tentang persoalan politik. Hal yang sama terjadi saat ia mengunjungi masjid-masjid di Australia. “Mereka biasanya tertarik dengan perkembangan Muslim di Australia dan keseharian mereka,” jelasnya.
Dubes Grigson pun berbagi cerita tentang indahnya toleransi beragama di Australia, khususnya saat bulan suci Ramadan. “Saat bulan puasa, di Australia banyak toko yang buka mulai pukul enam sore, dan buka sampai pukul dua pagi menjelang sahur,” ungkapnya.
Ia juga mengaku senang selama berjalan-jalan ke kota Yogyakarta. Berbagai daerah yang dikunjungi di Yogyakarta sangat menarik. “Saya menikmati perjalanan di Indonesia karena di kantor saya sangat membosankan,” ujarnya.
Masjid Ghede Kauman terletak di sisi barat alun-alun utara, tepatnya di sebelah kiri Keraton Yogyakarta, yakni di Kampung Kauman, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan. Masjid ini dibangun pada 29 Mei 1773 Masehi atau 1187 Hijriah.
Masjid ini didirikan di atas tanah seluas 4.000 meter persegi dengan luas bangunan 2.578 meter persegi dan berdiri di atas tanah milik Kraton Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat.
Berdirinya Masjid Ghede Kauman ini diprakarsai oleh dua tokoh, yakni Sri Sultan Hamengkubuwono dan Kiai Penghulu Faqih Ibrahim Diponingrat. Prakarsa ini ditindaklanjuti oleh kyai Wiryokusumo selaku arsitek tersohor Kesultanan saat itu.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani