Enam Penyakit Umat Islam Menurut Badiuzzaman Said Nursi

DMI.OR.ID, JAKARTA – Beberapa penyakit ummat Islam telah disinyalir sejak awal abad ke-20 oleh seorang ulama terkemuka asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi pada tahun 1911. Ia hidup di akhir era Kekhalifahan Turki Ottoman, tepatnya tahun 1911.

Seperti diceritakan novelis Muslim fenomenal asal Indonesia, Habiburrahman el Shirazy, dalam karyanya berjudul Api Tauhid, terbitan Republika, halaman 371, terdapat enam penyakit yang dihadapi ummat Islam.

Keenam penyakit itu yakni, pertama, mewabahnya keputusasaan. Kedua, matiya kejujuran dalam kehidupan sosial dan politik. Ketiga, menyukai permusuhan dan konflik antar sesama.

Keempat, mengabaikan cahaya (tali silaturrahim) yang menyatukan sesama mukmin, dan kelima, penindasan dan kedzholiman dimana-mana, serta keenam, perhatian hanya untuk kepentingan pribadi (individualisme), bukan kepentingan ummat.

Menanggapi hal ini Ketua Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, menyatakan analisis Badiuzzaman Said Nursi mirip dengan analisis Perdana Menteri (PM) kelima Republik Indonesia, DR. H. Muhammad Natsir, pada tahun 1950.

“Analisa ulama asal Turki, Syeikh Badiuzzaman Said Nursi, tentang enam penyakit ummat Islam ini mirip dengan analisa salah satu pendiri dan pemimpin Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), DR. H. Muhammad Natsir, pada tahun 1950,” tutur Natsir dalam rilisnya kepada DMI.OR.ID, Sabtu (10/10) pagi.

 

Menurutnya, ummat Islam harus selalu meneladani akhlaqul karimah dan perilaku Rasulullah Muhammad Shallllahu A’alaihi Wassalam (SAW) untuk mengatasi keenam penyakit itu. “Ummat Islam juga harus terus-menerus berjihad untuk menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar (melakukan kebaikan dan mencegah kejahatan),” ujarnya.

Jika keenam penyakit itu bisa dihilangkan atau setidaknya diminimalisir, lanjutnya, maka ummat Islam akan menjadi ummat terbaik (khoiru ummah) yang mampu mengintegrasikan kesalehan individu dan kesalehan sosial. Jadi, ummat Islam benar-benar menjadi Rahmatan lil A’lamin, rahmat bagi seluruh alam.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

 

Bagikan ke :