DMI.OR.ID, TIMIKA – Indonesia telah memiliki masjid bawah tanah pertama di Indonesia. Lokasi masjid dan gereja itu terletak di kedalaman 1.600 meter dari permukaan tanah, tepatnya di underground pertambangan PT. Freeport Indonesia, Pegunungan Gresberg, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Timika, Provinsi Papua.
Seperti dikutip dari laman www.detik.com, masjid itu bernama Baitul Munawar yang artinya pintu tempat cahaya dan memiliki daya tampung 200 orang, sebagai fasilitas ibadah bagi pekerja tambang PT Freeport Indonesia yang bekerja selama 24 jam.
Selain masjid, PT. Freeport Indonesia juga membangun sebuah gereja bernama Oikumene Soteria yang artinyakeselamatan. Gereja ini letaknya berdampingan dengan masjid Baitul Munawar, memiliki daya tampung 200 orang dan terletak di kedalaman 1.600 meter di bawah permukaan bumi.
Panglima Daerah Militer (Pangdam) XVII/ Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen G Siahaan telah meresmikan pembangunan masjid Baitul Munawar dan gereja Oikumene Soteria itu pada Kamis (11/6) di PT. Freeport Indonesia.
“Suatu hal luar biasa bagi pekerja bawah tanah Freeport Indonesia, mereka bisa beribadah di bawah tanah tempat mereka bekerja. Pembangunan tempat ibadah ini menunjukkan adanya peningkatam iman dan kerukunan antar umat beragama di lingkungan PT. Freeport Indonesia,” tutur Pangdam XIVI/ Cenderawasih itu pada Kamis (11/6).
Menurutnya, agama Islam mengajarkan sikap saling menghargai antara agama yang satu dengan agama lainnya, sedangkan agama Kristen menekankan cinta kasih dan perdamaian.
“Tegakkan perdamaian bagi semua orang dan saling menghormati serta hidup secara damai, khususnya masyarakat di lingkungan PT. Freeport Indonesia,” paparnya.
Sedangkan General Manager PT. Freeport Indonesia, Nur Hadi Sabirin, menyatakan pembangunan gereja dan masjid yang bersebelahan ini merupakan refleksi yang mencerminkan kebersamaan karyawan dalam mencari kehidupan.
“Karyawan PT. Freeport Indonesia harus melakukan aktivitas sosial dan menjaga kerukunan antar umat beragama di tambang bawah tanah. Para karyawan bekerja selama 24 jam tiada henti, namun dibalik kesibukannya, para pekerja tetap menjalankan kewajiban agama,” harapnya.
Menurutnya, masjid dan gereja ini benar-benar berada di bawah perut bumi dengan kapasitas masing-masing 200 orang. Masjidnya bernama Baitul Munawar yang artinya pintu tempat cahaya, sedangkan gereja bernama Oikumene Soteria yang berarti keselamatan.
Adapun Vice President (VP) Underground Operation, Christopher Zimmer, juga berterimakasih atas pembangunan kedua tempat ibadah di bawah tanah yang pertama kali ada di Indonesia ini.
“Ini adalah suatu kebanggaan bagi pekerja bawah tanah, untuk itu kita wajib mengucap syukur kepada Tuhan,” ungkapnya.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani