Innalillahi, KH. Sholahuddin Wahid Wafat

DMI.OR.ID, JAKARTA – Innalillahi wa inna ilaihi Rooji’un, keluarga besar Dewan Masjid Indonesia mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur (Jatim), Dr. (H.C.) Ir. KH. Salahuddin Wahid, pada Ahad (2/2) di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, dalam usia 77 tahun.

Melalui akun twitter-nya, pada Pukul 21:16 WIB, putra almarhum Gus Sholah, Irfan Wahid, mengabarkan bahwa ayahandanya telah wafat.

“Gus Sholah baru saja wafat, pada pukul 20.55. Mohon dimaafkan seluruh kesalahan. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu…”, tulis akun @ipangwahid.

Gambar mungkin berisi: ‎2 orang, ‎termasuk Taufik Al-Jogjawi, ‎kemungkinan teks bertuliskan '‎ASJID COO வ DMI الَنَالَر اادك TURUT BERDUKA CITA ATAS WAFATNYA Dr. Ir. H. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT. Serta seluruh keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Syafruddin Wakil Ketua Umum DMI‎'‎‎‎

Ungkapan senada disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, M.B.A., dalam rilisnya kepada DMI.OR.ID pada Senin (3/1).

“Turut berduka cita atas berpulangnya ke Rahmatullah Pengasuh PondokPesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Dr. (H.C.) Ir. KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Semoga almarhum husnul khotimah dan amal ibadahnya diterima Allah SWT,” tutur H. Muhammad Jusuf Kalla.

Jenazah almarhum KH. Salahuddin Wahid telah dimakamkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada Senin (3/1) sore, sekitar Pukul 16:00 WIB, tepat di samping makam kakak kandungnya, almarhum Dr. (H.C.) KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang juga Presiden RI keempat.

Ungkapan senada disampaikan oleh Ketua Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR), Parni Hadi. Ia turut berduka mendalam atas wafatnya kyai kharismatik yang juga sahabatnya itu. “Beliau adalah bagian dari keluarga besar Dompet Dhuafa,”ungkap pendiri Dompet Dhuafa itu.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

Bagikan ke :