DMI.OR.ID, JAKARTA – Masyarakat Indonesia harus berpikir dewasa dengan membedakan antara amar ma’ruf nahi mungkar dan radikalisme. Jangan sampai khatib dan da’i sedang mengamalkan amar ma’ruf nahi mungkar di masjid, tapi justru disangka bertindak radikal.
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, menyatakan hal itu pada Sabtu (15/2) sore. Tepatnya saat memberikan kata sambutan dalam prosesi Penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II dan Halaqah Khatib Indonesia di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan.
“Nanti, khatib yang sedang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar di masjid justru dikira bertindak radikal. Masjid bukanlah sarang teroris atau pun pusat perencanaan aksi terorisme,” tutur H. Jusuf Kalla yang juga Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) 2019-2024 itu.
Dalam sejumlah kasus terorisme di Indonesia, lanjutnya, pusat radikalisme justru terjadi di rumah kontrakan para pelaku teror, bukan di masjid. Termasuk dalam peristiwa penusukan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukkam) RI 2014 – 2019, Jenderal Wiranto (Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Wiranto, S.H., S.I.P., M.M.
“Biasanya, yang merencanakan bom itu di rumah kontrakan, bukan di dalam masjid. Termasuk waktu kasusnya Pak Wiranto itu pun rencana terornya berlangsung di rumah kontrakan, tidak di masjid” tutur Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) 2014-2019 itu.
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, acara ini diselenggarakan oleh Ikatan Khatib (IK) DMI. Sedangkan Jenderal TNI (Purn.) Wiranto ialah Menkopolhukkam RI 2014-2019. Ia diserang dan ditusuk benda tajam oleh teroris saat berada di alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, pada Oktober 2019.
Kegiatan ini mengangkat tema Transformasi Khatib Wasathiyah Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 untuk Melestarikan Dakwah Rahmatan lil A’lamin.
Dalam prosesi penutupan ini, H. Muhammad Jusuf Kalla didampingi oleh Wakil Ketua Umum PP DMI, Drs. KH. Masdar Farid Mas’udi, M.Si., Ketua PP DMI, Drs. KH. Abdul Manan A. Ghani, dan Ketua Umum Majelis Pimpinan Pusat (MPP) IK DMI, Dr. KH. Muhammad Hamdan Rasyid, M.A.
Turut hadir Wakil Ketua Umum MPP IK DMI, Dr. H. Munawar Fuad Noeh, M.Ag., yang juga Direktur Program PP DMI. Acara penutupan ini juga diisi oleh sejumlah narasumber, yakni Wakil Ketua Umum PP DMI, Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol). Purnawirawan (Purn). Drs. H. Syafruddin, M.SI.
Narasumber lainnya ialah Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc., Waketum PP DMI, KH. Masdar Farid Mas’udi, dan Staf Khusus Wapres RI Bidang Umum, Prof. Dr. H. Masykuri Abdillah, M.A.
Turut memeparkan materi Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Dr. H. Mastuki, M.Ag., yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) MPP IK DMI.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani