Apapun ilmu yang kita miliki dan gelar kesarjanaan yang kita sandang, kemampuan bicara dihadapan banyak orang mutlak diperlukan. Belajar dan membiasakan diri membuat kita semakin trampil.
Seorang alumni pesantren terkenal di negeri kita ikut belajar dakwah di Khairu Ummah, lembaga dakwah yang saya pimpin. Pada akhir pertemuan ia berkomentar: “Terus terang, saya baru tahu kalau bicara dihadapan umum ada ilmu dan metodenya. Saya kira asal kita punya ilmu, langsung bisa bicara.”
Saya pun menjawab: “Kalau main bola di kampung tanpa pelatih, maka kita langsung turun ke lapangan, tendang dan lari kejar bola, yang penting bermain. Ternyata dengan pelatih ada cara bermain bola yang baik dan menarik, bahkan ada strategi bagaimana melakukan pertandingan untuk meraih kemenangan.”
Punya ilmu dan gelar kesarjanaan tanpa dibicarakan kepada banyak orang, maka ilmu itu berguna untuk diri sendiri dan kalangan yang sangat terbatas. Sekarang banyak orang sudah jadi pembicara, tapi tidak belajar bagaimana bicara yang baik, akhirnya bicaranya tidak baik, termasuk dalam dakwah
Penulis: Ketua Departemen Dakwah, Ukhuwwah, dan Sunber Daya Keummatan Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI)”
Ustaz Drs. H. Ahmad Yani
Penulis Buku Bekal Menjadi Khatib dan Mubaligh, serta buku Panduan Ceramah dan Khutbah.