DMI.OR.ID, BANDUNG – Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud) RI, Dr. H. Nadjamuddin Ramly, M.Si., telah membuka secara resmi kegiatan Bimbingan Teknis Multimedia untuk Remaja Masjid Bersejarah pada Rabu (12/7) malam di Hotel Holiday Inn, Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar).
Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama dengan Badan Pelaksana Pengelola Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) dan bertujuan untuk membangun peradaban bangsa berbasis masjid. Acara ini diselenggarakan selama empat hari, sejak Rabu (12/7) hingga Sabtu (15/7).
Dalam sambutannya, Dr. Nadjamuddin Ramly mengajak seluruh peserta (remaja masjid) untuk memperbanyak kreasi dan inovasi modern serta mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dalam mengelola dan mengurus masjidnya masing-masing.
“Jangan sampai remaja masjid gagap dengan perkembangan teknologi informasi. Kita harus banyak berkreasi dan inovasi dalam mengelola masjid. Tahapan perjuangan Islam sejak era filosofi Wali Songo hingga kini, dari pengelolaan yang bersifat tradisional hingga modern, harus tetap berlanjut dan bersifat excelent,” tuturnya.
Menurut pujangga legendaris Sidi Gazalba, lanjutnya, masjid haruslah menjadi pusat peradaban ummat, termasuk masjid-masjid di Indonesia. Seperti di Masa Rasulullah Muhammad SAW, masjid menjadi markas utama untuk merencanakan dan melaksanakan agenda-agenda keumatan dan Keislaman. Begitu pula di masa khalifah Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra, dan Ali kw.
“Saat ini, alangkah baiknya jika masjid menjadi ousat latihan bela diri seperti Tapak Suci Muhammadiyah atau pun Pagar Nusa Nahdlatul Ulama. Halaman masjid juga bisa dibuat kios atau outlet untuk berdagang. Masjid juga dapat menyediakan fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), hingga Perguruan Tinggi seperti Masjid al-Azhar di Jakarta,” papar Nadjamuddin.
Seperti di Masjid Salman ITB, imbuhnya, yang memiliki Salman Film Academy dan serius mengembangkan teknologi multimedia, termasuk media sosial seperti Facebook, Twitter, Whats App, Black Berry Messenger (BBM), dll.
“Semua ini sesuai dengan pemahaman Islam Wasathiyyah yang kita tumbuh kembangkan di Indonesia,” ucap Nadjamuddin yang juga Ketua Departemen Sarana, Hukum, dan Waqaf Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu.
Pemahaman Islam wasathiyyyah yang berkembang di Indonesia, jelasnya, telah berjalin berkelindan dengan pemahaman demokrasi, serta mengedepankan kesantunan dan rasa kasih sayang terhadap sesama ummat Islam maupun sesama warga bangsa Indonesia. “Inilah khittah perjuangan ummat Islam yang harus kita teruskan,” ujarnya.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari rekomendasi Takmir Masjid Indonesia dalam Forum Diskusi Terpumpun Masjid dan Arsitektur Masjid Kontemporer Indonesia pada Jumat (28/4) hingga Sabtu (29/4) di kota Jakarta.
Adapun peserta yang diundang dalam Bitek Multimedia itu ialah remaja masjid dengan usia maksimal 35 tahun dari sejumlah masjid bersejarah di Indonesia seperti Masjid Agung Sang Ciptarasa (Kasepuhan), Masjid Raya Cipaganti, Masjid Negara Istiqlal, Masjid Keraton Kanoman, Masjid Mantingan, Masjid As-Syuro (Garut), dan Masjid Salman – Institut Teknologi Bandung (ITB).
DIundang juga remaja masjid dari Masjid Merah Panjunan Sunan Gunung Jati, Masjid al-Wustho Mangkunegaraan, Masjid Agung Nur Sulaiman (Banyumas), Masjid Jami’ al-Anwar Lampung, Masjid Jami’ Bengkulu (Bung Karno), Masjid Darussalam, Masjid Agung Sumenep, Masjid Kuno Bayan Beleq, Masjid Agung al-Azhar, Masjid (Pesantren) Tebuireng, dan Masjid Agung Banten.
Turut diundang remaja masjid dari Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia, Masjid Agung Sunda Kelapa, Masjid Sultan Suriansyah, Masjid Jogokariyan, Masjid Gedhe Kauman, Masjid Tua al-Hilal Katangka, Masjid Agung Palembang, Masjid Pabelan, Masjid Agung Jawa Tengah, Masjid Agung Demak, Masjid Agung Sunan Ampel, dan Masjid Raya Sultan RIau (Pulau Penyengat).
Remaja masjid dari Masjid Cut Meutia, Masjid al-Markaz al-Islami (Makassar), Masjid Agung Darussalam (Palu), Masjid Jami’ Pondok Modern Darussalam Gontor, Masjid Raya Baiturrahman (Aceh), dan Masjid as-Salam juga turut diundang dalam acara ini.
Selain itu, akan hadir perwakilan dari Museum Bait al-Qur’an, Yayasan Amalbhakti Muslim Pancasila (YAMP), dan Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani