KH. Abdussalam, Ketua DMI Kabupaten Lamongan 2016-2021

DMI.OR.ID, LAMONGAN – Pimpinan Daerah (PD) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Lamongan menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musda) PD DMI Kabupaten Lamongan pada Kamis (5/1), bertempat di Ruang Pertemuan Sabha Nirbawa, Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan, dengan tema: Revitalisasi dan Reaktualisasi Fungsi Masjid.

Seperti dikutip dari laman http://surabaya.tribunnews.com, turut hadir dan memberikan kata sambutan Ketua PD DMI Kabupaten Lamongan, KH. Abdussalam, Bupati Lamongan, H. Fadeli, S.H., M.M., dan Sekretaris Pimpinan Wilayah (PW) DMI Provinsi Jawa Timur (Jatim), Drs. H. Suhadi.

Musda DMI Kabupaten Lamongan ini memilih kembali KH. Abdussalam, secara aklamasi, sebagai Ketua PD DMI Kabupaten Lamongan Masa Bakti 2016-2021. Dalam sambutannya, KH. Abdussalam berharap agar kepengurusan DMI yang baru nanti dapat lebih mengoptimalkan fungsi masjid di Kabupaten Lamongan.

“Selama ini, fungsi masjid belum optimal karena masih kurangnya pemahaman terhadap fungsi masjid. Sekarang, sebagian besar masjid bangunannya sudah megah, namun lemah di manajemennya,” tutur KH. Abdussalam pada Kamis (5/1).

Menurutnya, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan agar fungsi masjid bisa optimal. Misalnya, dengan meningkatkan kemampuan manajemen takmir masjid sehingga bisa memberdayakan masjid.

“Khatib juga perlu ditingkatkan kemampuan berkhutbahnya agar lebih efektif dan komunikatif, serta peningkatan kefasihan membaca Al-Quran oleh Imam masjid. Selain itu, kita perlu meningkatkan sarana dan prasarana masjid,” ungkapnya.

Hal ini, lanjutnya, meliputi status tanah masjid yang harus bersertifikat, tempat wudhu dan fasilitas mandi, cuci, dan kakus (mck) bagi jamaah masjid yang harus memadai serta sound system (akustik) yang harus memenuhi syarat.

Pernyataan senada diungkapkan Sekretaris PW DMI Provinsi Jatim, H. Suhadi, agar PD DMI Lamongan yang baru nanti tidak menganggap kegiatan mengurus masjid sebagai rutinitas biasa, business as usual.

“Kegiatan Musyawarah daerah seperti ini jangan dianggap sebagai kegiatan rutin, namun hendaknya dijadikan sebagai media untuk mencari bibit unggul sehingga organisasi dapat berjalan lebih baik lagi, dan membuahkan pemimpin yang dipercaya oleh masyarakat,” jelas Suhadi.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

Bagikan ke :