Khutbah Idul Fitri 1440 Hijriah: Tiga Saksi Hidup

Penulis: Ustadz Drs. H. Ahmad Yani

Ketua Departemen Dakwah, Ukhuwah, dan Sumber Daya Keumatan Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Bersyukur kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT), tahun ini Dia kembali memberi kesempatan kepada kita untuk menikmati ibadah Ramadhan. Kita gembira, semoga ibadah Ramadhan dapat membersihkan jiwa kita dari dosa dan sifat-sifat buruk. Bila tidak demikian, seharusnya kita menjadi orang yang sangat bersedih dan sangat menyesal karena Ramadhan sudah berlalu dan tahun depan belum tentu kita nikmati lagi.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah, Nabi Muhammad saw. Amanah dakwah dan pembinaan umat telah ditunaikan dengan sangat baik, sehingga kitapun menjadi muslim dan terus berusaha menjadi muslim yang sesungguhnya.

Allahu Akbar 3x Walillhilhamdu.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Penyimpangan demi penyimpangan dilakukan oleh banyak orang di negeri kita. Diantara pejabat, ada yang memanfaatkan jabatannya untuk melakukan penyimpangan dan menyalahgunakan jabatan atau kekuasaan. Efeknya diikuti oleh bawahannya hingga masyarakat bawah. Berdusta, berbohong, berlaku curang, mengambil sesuatu yang bukan haknya, hingga menghalalkan segala cara merupakan sesuatu yang harus kita waspadai. Bahkan bersumpah atas nama Allah berani dilakukannya untuk meyakinkan bahwa ia tidak menyimpang. Sementara, pada masyarakat terjadi hubungan yang tidak harmonis sehingga satu dengan lainnya saling membenci, memfitnah, lalu tercabut karakter pribadi yang mulia dari dirinya.

Karena itu, salah satu yang harus kita sadari, perbuatan apapun pasti akan dimintai pertanggungjawaban. Di dunia ini saja, perbuatan manusia seringkali dimintai pertanggungjawaban oleh sesama manusia,apalagi di akhirat nanti, Allah SWT pasti akan meminta pertanggungjawaban.

Karena itu, manusia harus hati-hati dalam setiap perbuatan agar jangan sampai tidak mampu mempertanggungjawabkannya. Pertanggungjawaban itu bersifat pribadi dan seseorang tidak bisa lepas dari pertanggungjawaban dengan menyalahkan orang lain, karena seandainya ada orang lain yang menyebabkan kesalahan dilakukannya, merekapun akan dimintai pertanggungjawaban, Allah SWT berfirman:

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya (QS Al Isra [17]:36).

Salah satu sebab mengapa begitu banyak orang melakukan penyimpangan adalah karena dia merasa tidak ada yang tahu. Padahal apa yang kita lakukan, dimanapun melakukannya ada saksi yang merekam perbuatan kita dan di akhirat akan membebeberkannya dihadapan Allah SWT.

Paling tidak, ada tiga hal yang menjadi saksi atas perbuatan manusia. Pertama adalah saksi jasmani atau diri kita sendiri. Setiap manusia akan menjadi saksi bagi dirinya sendiri dalam suatu perbuatan, sehingga di pengadilan akhirat nanti, manusia tidak bisa berbohong dihadapan Allah SWT dan ini sekaligus menunjukkan bahwa tidak ada manusia yang dimasukkan ke neraka karena kezaliman atau ketidakadilan Allah SWT, tapi justeru mereka sendiri mengakui segala dosa yang dilakukannya, bahkan lidah yang biasa berbohong di dunia tidak bisa lagi berbicara karena mulutnya akan ditutup rapat, hal ini tercermin dalam firman Allah SWT:

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan (QS: Yasin [36]:65).

Persaksian jasmani ternyata bukan hanya kaki dan tangan, tapi juga mata, telinga dan kulit yang meskipun tidak semua anggota jasmani disebutkan tapi inipun menjadi semakin jelas isyarat dari Allah SWT bahwa semua anggota jasmani memang menjadi saksi atas apa yang dilakukan manusia dalam hidup di dunia ini, Allah SWT berfirman:

حَتَّى إِذَا مَا جَاءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ. وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا قَالُوا أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?”. Kulit mereka menjawab: “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai bicara telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan (QS Fushilat [41]:20-21).

Dari gambaran di atas, nampak sekali bahwa di akhirat nanti tidak ada lagi persekongkolan jahat, jangankan antar sesama manusia, antar anggota tubuh seorang manusia saja sudah tidak bisa saling mendustakan. Di dunia sekarang ini, seseorang sudah menjadi saksi atas dirinya sendiri, betapa dirinya mengkhianati dirinya dengan ucapan dan tindakan yang bertolak belakang. Inilah yang disebut dengan jejak digital. Kemarin ia membenci, sekarang jadi cinta, kemarin ia mencela, sekarang memuji, begitulah seterusnya. Kepentingan duniawi membuat orang bisa membuang dan melepas idealisme.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.

Jamaah Shalat Id Yang Berbahagia.

Kedua yang menjadi saksi atasperbuatan manusia adalah bumi sebagai tempat berpijak, karena itu bumi menjadi saksi atas apapun yang dilakukan manusia di atas permukaannya dan pada hari kiamat nanti, bumi akan mengkhabarkan kepada Allah SWT tentang apa yang dilakukan manusia, Allah SWT berfirman:

يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا. بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا

Pada hari itu (kiamat) bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya (QS Al Zalzalah [99]:4-5).

Selanjutnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam (SAW) menjelaskan maksud ayat di atas dalam sabdanya:

فَإِنَّ أَخْبَارَهاَ أَنْ تَشْهَدَ عَلَى كُلِّ عَبْدٍ وَأَمَةٍ بِمَا عَامِلَ عَلَى ظَهْرِهَا أَنْ تَقُوْلَ عَمِلَ كَذَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا فَهَذِهِ أَخْبَارُهاَ

Sesungguhnya berita bumi ialah bila ia mengemukakan persaksian terhadap setiap hamba laki-laki dan perempuan tentang apa yang telah dikerjakannya di atas permukaannya. Bumi mengatakan bahwa si Fulan telah mengerjakan ini dan itu pada suatu hari, demikianlah yang dimaksud dengan beritanya. (HR. Tirmidzi dan Nasa’i dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu (RA)).

Karena bumi tempat berpijaknya manusia sejak lahir sampai mati, maka bumi mengetahui perkembangan dan perjalanan hidup manusia sehingga oleh Rasulullah SAW, bumi itu diumpamakan seperti ibu bagi manusia yang tahu persis perkembangan anaknya, karenanya perbuatan baik atau buruk yang dilakukan manusia pasti akan dipersaksikan oleh bumi dan iapun akan menjadi saksi dihadapan Allah swt, hal ini dinyatakan dalam satu hadits Nabi Muhammad SAW:

تَحَفَّظُوا مِنَ اْلأَرْضِ فَإِنَّهَا أُمُّكُمْ وَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَحَدٍ عَامِلٍ عَلَيْهَا خَيْرًا أَوْ شَرًّا اِلاَّ وَهِيَ مُخْبِرَةٌ

Hati-hatilah kalian terhadap bumi, karena sesungguhnya bumi adalah ibu kalian dan sesungguhnya tiada seorang manusiapun yang melakukan suatu perbuatan di atasnya, apakah amal baik atau amal buruk, melainkan ia pasti akan menceritakannya. (HR. Thabrani).

Untuk selalu mengingatkan bahwa bumi menjadi saksi atas apa yang dilakukan oleh manusia, maka kaum muslimin disunnahkan untuk berpindah tempat antara shalat yang wajib dengan shalat yang sunnah sehingga semakin banyak bagian-bagian bumi yang dipijak untuk melaksanakan suatu kebaikan, maka semakin banyak pula yang menyaksikan bahwa seseorang termasuk ke dalam kelompok orang yang baik.

Ketika manusia tidak menyadari ini, maka ada orang yang tidak mau melakukan penyimpangan di kampung sendiri, tapi ia mau dan berani melakukannya di daerah lain. Ia pikir tidak ada orang yang tahu, padahal bumi dimana kita pijak selalu menjadi saksi atas apa yang kita lakukan. Kasus korupsi di negara kita yang banyak terjadi, bahkan tidak hanya di pusat, tapi juga sudah sampai di desa-desa. Mereka bukan tidak tahu kalau itu salah, karenanya dibuat alibi sedemikian rupa agar tidak diketahui pihak berwenang. Mereka juga bukan bodoh secara intelektual, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebutkan bahwa 86 persen pelaku korupsi adalah sarjana, tidak hanya sarjana Strata 1 (S1) tapi juga Strata 3 (S3).

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.

Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah SWT.

Saksi ketiga dari perbuatan manusia adalah Allah SWT. Sebagai Pencipta, Pengatur dan Pemelihara kehidupan, perbuatan manusia pasti sudah terekam dihadapan Allah. baik yang dilakukan secara terang-terangan maupun yang tersembunyi. Hal ini karena salah satu sifat Allah SWT adalah Maha Mengetahui atas segala sesuatu sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلاثَةٍ إِلا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلا خَمْسَةٍ إِلا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلا أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلا أَكْثَرَ إِلا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi?. Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan rahasia) antara lima orang melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka dimanapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS: Al Mujadilah [58]:7).

Betapa Maha tahunya Allah SWT terhadap sesuatu seringkali diilustrasikan dengan semut kecil yang berwarna hitam, berjalan di atas batu yang hitam dan berjalannya pun pada malam hari yang gelap gulita, semut itu diketahui dan dilihat oleh Allah SWT. Bila semut yang kecil itu saja diketahui Allah SWT, apalagi tingkah laku manusia yang fisiknya jauh lebih besar dari semut. Allah SWT yang sudah Maha Tahu ternyata masih menugaskan malaikat untuk menyaksikan perbuatan manusia, mencatat seluruh amal mereka dan melaporkannya kepada Allah SWT secara rutin. Ini merupakan data akurat dan otentik yang membuat manusia tidak mungkin bisa mengelak dari pengadilan di akhirat nanti.

Ibadah puasa dan seluruh pertibadatan di dalam Islam mendidik kita untuk merasa diawasi Allah swt, dekat dengan-Nya sehingga penyimpangan tidak mau kita lakukan, meskipun peluangnya ada, sangat besar dan bisa jadi menguntungkan secara duniawi.

Dengan memahami dan menyadari bahwa apapun yang kita lakukan berada dalam pengawasan Allah swt, bahkan diri kita dan bumi yang kita pijak menjadi saksi, maka seharusnya hal ini membuat hati kita menjadi tidak tenang untuk melakukan kemaksiatan sehingga kitapun tidak mau melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Namun karena sebagai manusia mungkin saja kita melakukan penyimpangan, maka kitapun selalu melakukan introspeksi diri untuk menemukan kesalahan itu lalu bertaubat dan menjalani kehidupan sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT dan Rasul-Nya.

Demikian khutbah Idul Fitri kita yang singkat pada hari ini, semoga bermanfaat bagi kita bersama, amien. Marilah kita berdoa kepada Allah swt:

اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.

Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ

Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.

 

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.

 رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

Bagikan ke :