DMI.OR.ID, JAKARTA – Dewasa ini, kejayaan dan kedamaian dunia banyak bertumpu pada situasi dan kondisi ummat Islam sehingga kita tidak boleh lemah secara ekonomi. Kekuatan politik Islam tanpa ditopang kemampuan ekonomi ekonomi justru hanya menjadikan ummat sebagai demagog atau korban politik saja.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Drs. KH. Masdar Farid Mas’udi, M.Si, menyatakan hal itu pada Sabtu (29/8) pagi di Hotel Sofyan, Menteng, Jakarta, dalam sambutannya di acara Workshop Gerakan CInta Masjid (GCM). Kegiatan ini mengambil tema Memaksimalkan Fungsi Masjid Sebagai Pusat Peradaban.
“Implikasi kegiatan ekonomi amat luas. Khutbah (ceramah) tanpa ditopang kekuatan ekonomi akhirnya hanya sia-sia, politik tanpa disertai kekuatan ekonomi pun hanya menjadikan ummat sebagai demagog saja. Jadi, ummat Islam tidak boleh lemah secara ekonomi,” tegas Kiai Masdar pada Sabtu (29/8) pagi.
Impian besar ummat Islam, lanjutnya, ialah mewujudkan kejayaan dan kedamaian dunia. Mulai dari angka satu, umat akan mencapai angka yang tidak terbatas untuk membangun kejayaan Islam demi kerahmatan semesta.
Menurutnya, ajaran Islam memiliki dimensi pengorganisasian dalam segala bidang, termasuk dalam hal kegiatan ekonomi berbasis masjid. Setiap minimal 40 orang Muslim hendaknya membentuk satu komunitas ekonomi dengan Masjid sebagai titik sentralnya. “Jika ada minimal 40 jama’ah dalam satu kawasan, maka wajib hukumnya sholat Jum’at berjama’ah di masjid,” paparnya.
“Bisnis atau berdagang ini lebih menjanjikan penghasilan daripada pertanian. Pertanian itu kehalalannya 100 persen tetapi penghasilannya tidak besar. Sedangkan bisnis ini bisa saling tipu dan tidak adil antar sesama pedagang, namun penghasilannya juah lebih besar dibandingkan pertanian. Hendaknya ummat Islam berbisnis dengan jujur dan adil, tidak saling tipu,” ungkapnya.
Bahkan, ujarnya, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat As-Shaf Ayat 10-11: “Wahai orang-orang yang beriman, maukah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
Rasulullah Muhammad SAW pun bersabda: Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti).”
“Kalau ummat Islam mau kuat, maka basis materialnya harus kuat juga, penguasaan di bidang eonomi harus dicapai sedemekian rupa. Sektor pertanian tetap diperlukan karena kita butuh akan, namun harus dicampur dengan bisnis, istilahnya agribisnis. Hasil pertanian yang dijual tidak semata-mata bahan mentah, tetapi juga hasil makanan olahan dengan pemasaran yang tepat,” paparnya.
Dalam kegiatan ini Waketum PP DMI, KH. Masdar Farid Mas’udi, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman tentang GCM dengan Direktur Eksekutif Baitul Maal Muamalat (BMM), Ir. H. Iwan Agustiawan Fuad, M.Si., pada Sabtu (29/8) siang di Hotel Sofyan, Menteng, Jakarta.
Penandatanganan MoU ini disaksikan oleh beberapa pengurus PP DMI seperti Ketua Bidang Departemen Sarana, Hukum dan Waqaf PP DMI, Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, Sekretaris Departemen Kesehatan, Lingkungan Hidup dan Kepemudaan, Ir. Hj. Jaorana Amiruddin, M.Si., Sekretaris PP DMI, Dr. Ir. H. Ifan Haryanto, M.Sc.
Hadir pula Sekretaris Departemen Komunikasi, Informasi (Kominfo), Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri PP DMI, H. Hery Sucipto, Lc., MM., Bendahara PP DMI, Dra. Hj. Dian Artida., Sekretaris Departemen Sosial, Kemanusiaan dan Kesejahteraan Ummat, Drs. H. Erizal Rivi, APTH., dan Ketua Umum Badan Pembina Taman Kanak-Kanak Islam (BPTKI), Dra. Hj. Siti Fatimah Abdul Manan, SH, MM.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani