Kita Berhenti, COVID-19 Mati

Oleh : Dr. Abidinsyah Siregar, D.H.S.M., M.Kes.

Widyaiswara Ahli Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dpk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI)

Alumnus Public Health Management Disaster, Thailand

Wakil Ketua Tim Nasional Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Dewan Masjid Indonesia

Bisa dimaklumi sebahagian masyarakat menjadi panik dan bingung karena begitu banyaknya gambar, meme, atau pesan yang ditulis tanpa representasi. (Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menegur dan mengingatkan mereka yang bermain-main atau mempermainkan isu Virus Covid-19 tanpa rasa empati dan tanggungjawab).

Lihatlah sang virus Covid-19 dalam kesendiriannya mencari tempat kehidupan, setelah rumahnya/ inangnya semula yaitu (sangat diduga) kelelawar dan ular dijadikan makanan oleh sebahagian penduduk Wuhan di Provinsi Hubei, China. Sang virus harus berjuang hidup dan beradaptasi dalam inang baru yakni manusia, virus bermutasi, tetapi keberadaannya dalam tubuh manusia bersifat Parasitik, menghancurkan paru-paru dan mematikan manusia terlemah.

Virus Corona tampak dipinggir jalan raya, memegang poster dengan tulisan Human atau manusia, agar manusia tertipu, menjemputnya tanpa mengenal siapa dia, dan apa tujuannya.

Tujuannya tentu untuk hidup. Mereka nomaden setelah dibawa manusia lain (yang tertipu) dari Wuhan ke seluruh dunia. Kini dunia sudah dijangkau oleh sang virus. Semua Negara sudah disasar. Menggoncangkan kehidupan Negara. Walaupun angka kematiannya sangat kecil dibandingkan dengan sebab apapun.

Jauh lebih rendah dari kematian akibat Flu Burung (Virus H5N1), lebih rendah dari kematian ibu karena persalinan, lebih rendah dari kematian karena Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang (Narkoba), apalagi karena kematian yang berkaitan akibat merokok, juga jauh lebih rendah dari kematian karena Demam Berdarah Dengue (DBD), begitu juga amat jauh lebih rendah dari angka kematian karena Kecelakaan Lalu lintas.

Lantas apa yang membuat geger? Karena Virus ini berpindah dari orang ke orang sedemikian mudahnya. Coba bayangkan, dari kebiasaan bersalaman bisa berpindah virusnya, sementara hitung-hitung ada berapa puluh orang yang kita salam atau kita sentuh setiap hari.

Begitu juga ada berapa kali barang apa saja yang kita sentuh seperti memegang pintu, tangga dan kunci saat meninggalkan rumah, memegang pintu mobil atau angkutan umum, menerima kembalian uang, memegang barang, menekan tombol lift, meletakkan tangan di atas meja kerja, menerima dokumen atau apa saja dari rekan.

Demikian pula di pasar, sedemikian intensifnya perpindahan barang dari tangan ke tangan. Kemudian tangan-tangan itu, paling sering menyentuh bahagian wajah, bisa mata, hidung dan mulut. Dan yang pasti tangan, itu pasti memegang makanan untuk dimakan.

Tangan kita sendiri menjadi jembatan perpindahan virus dari luar masuk kedalam tubuh kita. Sederhana bukan?

DATA KASUS GLOBAL DAN INDONESIA

Dari data infografis World Health Organization (WHO) yang tertera sejak kasus pertama positif virus COVID-19 tanggal 10 Januari 2020 di China, kini hanya dalam waktu 80 hari, virus itu sudah menginfeksi 613.224 orang di 199 negara, termasuk 2 Kapal Pesiar yakni The Diamond Princess Cruise Ship dan Holland America Zaandam Cruise Ship.

Dengan jumlah kematian 28.240 orang, sembuh 137.328 orang, dan kasus status serius atau krisis 23.997 orang. Sementara kasus baru per hari ini bertambah 17.912 orang.

Di Indonesia, total kasus sejumlah 1.155 orang, pertambahan hari ini 109 kasus baru. Sembuh 59 orang dan kematian bertambah 15 orang menjadi 102 orang. Dari data monitoring Markas PMI, dari 34 Provinsi, tinggal 8 Provinsi dengan kasus 0.

Lihat kembali ke gambar. Disana tertulis “The Virus doesn’t move. People move it. We stop moving, the virus stops, it dies. Its that simple”.

VIRUS TIDAK BERGERAK (alias Diam), MANUSIA MENGGERAKKANNYA (sehingga pindah melalui tangan dari orang ke orang lain). JIKA KITA DIAM (#Dirumahsaja), MAKA VIRUS BERHENTI, DAN MATI.

SEDERHANA BUKAN?

Ayo jadilah pioner dan patriot untuk menjadi Agen Kesehatan Nasional agar Bangsa besar ini Bangkit dan Tumbuh Sehat Berkualitas, Cerdas dan Bersatu. Tetaplah di rumah, belajar dari rumah, bekerja dari rumah, beribadah di rumah. Biasakan cuci tangan pakai sabun. Gunakan desinfektan jika menerima kiriman atau pesanan barang di rumah sebelum digunakan.

JIKA KITA DIAM, VIRUS COVID-19 BERHENTI DAN MATI.

Sunter, Jakarta Pusat, 28 Maret 2020, Pukul 19.00 WIB

Bagikan ke :