DMI.OR.ID, JAKARTA – Krisis kemanusiaan terhadap minoritas Muslim etnik Uyghur di Provinsi Xinjiang Uyghur Autonomous Region (XUAR), Republik Rakat China (RRC), menjadi pokok bahasan dari Seminar Daring Internasional bertema Meneropong Sejarah Krisis Kemanusiaan Terhadap Minoritas Muslim: Telaah Awal Kasus Uyghur.
Seminar daring internasional ini diselenggarakan pada Sabtu (19/12/20) oleh Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) Dewan Masjid Indonesia (DMI) bekerja sama dengan Komunitas Go Hijrah, Yayasan Pamong Asthabrata dan Uyghur Human Rights Project (UHRP).
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, kegiatan ini dibuka secara resmi dengan kata sambutan (opening speech) dari Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) PRIMA DMI, Ahmad Arafat Aminullah, S.T., yang juga tuan rumah acara ini.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Sekretaris Departemen Hubungan Antar Lembaga dan Hubungan Luar Negeri PP DMI, Duta Besar (Dubes) Drs. H. Bunyan Saptomo, M.A.
Saat ini, beliau juga mengemban amanat selaku Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional – Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Narasumber lainnya ialah Direktur Eksekutif UHRP, Mr. Omer Kanat, B.A., yang juga The Chairman (Ketua) dari Komite Eksekutif World Uyghur Congress (Kongres Uyghur Dunia).
Turut menjadi narasumber seorang aktivis Muslim asal Medan, Ustadz Ahmad Syauqi, Lc. M.Irkh., yang juga pengurus Pimpinan Pusat (PP) PRIMA DMI sekaligus menjadi pembina Go Hijrah.
Seorang narasumber lagi dalam Seminar Daring ini ialah Nursiman Abdureshid, M.B.A., seorang Muslimah asal Uyghur yang kini tinggal di Istanbul, Republik Turki, dan telah menyelesaikan pendidikannya pada program magister dalam bidang Administrasi Bisnis.
Sebagai seorang Diaspora Uyghur, Nursiman Abdureshid menjadi aktivis dan giat berkampanye tentang kebebasan etnik Uyghur dalam menjalankan agama dan keimanannya.
Adapun moderator dalam acara ini ialah Wia Ulfa, S.I.P., dari Yayasan Pamong Asthabrata (Pamasta). Sedangkan pembawa acara yakni Barakha Afriansyah Iwana, S.STP, juga dari Pamasta. Keduanya sama-sama alumni dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Dalam Seminar Daring ini, pembacaan doa dipandu oleh Muhammad Hasanurrizqi, S.STP., yang juga Ketua Pimpinan Daerah (PD) PRIMA DMI Kabupaten Paser. Bersama-sama dengan Barakha Afriansyah, Hasanurrizqi juga bekerja di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia (RI). Kedua aktivis Muslim ini pun aktif di Pamasta.
Seminar Daring ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta melalui aplikasi Zoom. Setiap peserta yang mendaftar secara resmi melalui link yang diberikan oleh panitia juga mendapatkan sertifikan elektronik (e-certificate). Selain itu, narahubung dalam seminar daring ini ialah Ketua Departemen Seni dan Budaya PP PRIMA DMI, Hotmartua Simanjuntak.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani