DMI.OR.ID, JAKARTA – Sebagai ibadah wajib yang sifatnya sangat pribadi antara seorang hamba kepada Allah SWT, ibadah sholat haruslah diakhiri dengan membuat perjanjian damai dengan alam semesta. Hal ini ditandai dengan memberikan salam di akhir sholat, bahkan hukumnya sunnah untuk memutar kepala sekuat-kuatnya ke kanan dan ke kiri.
Wakil Ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Drs. KH. Masdar Farid Mas’udi, M.Si., menyatakan hal itu pada pada Rabu (21/6) petang, saat memberikan taushiyah dalam acara Buka Puasa Bersama Wakil Presiden RI, DR. H. Muhammad Jusuf Kalla, dengan Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Palang Merah Indonesia (PMI).
“Dalam ibadah sholat, kita ttidak berkomunikasi dengn orang lain, tetapi hanya berhubungan dan berkomunikasi, masing-masing pribadi, kepada Allah SWT saja. Namun, sholat tidak sah hukumnya jika tidak diakhiri dengan perjanjian damai dengan semesta alam. Ujung dari sholat ialah membuat janji perdamaian dengan semesta, jelas Kyai Masdar pada Rabu (21/6) petang.
Menurutnya, tujuan utama ajaran Islam di dunia ialah untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Rasulullah SAW bersabda,Innama bu‘itstu liutammima makarimal akhlaq, artinya ialah: “Tidaklah aku diutus, kecuali untuk menyempurnakan akhlaq:”.
“Jadi syariat itu sebagai garis start (permulaan), batas minimum untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Syariat itu penting, namun lebih penting untuk menyempurnakan akhlaq,” paparnya.
ibadah zakat fithrah, lanjutnya, diwajibkan oleh Allah SWT agar amal ibadah puasa kita tidak tergantung di langit. Bahkan tidak ada kaidah bahwa zakat fithrah hanya bisa diterima oleh Muslim. “Artinya, non-Muslim pun dapat menerima zakat fithrah dan hal ini membuktikan ummat Islam harus membuat perjanjian damai dengan semesta alam” ungkapnya.
“Ummat Islam haruslah bersikap inklusif kepada semua pihak. Amal kebaikan seperti zakat fithrah juga tidak boleh bersifat diskriminatif terhadap orang-orang yang berhak meneirmanya. Hal ini sesuai dengan perintah al-Qur’an untuk mewujudkan negara yang adil, jadi tidak harus menjadi negara Islam,” jelas Kyai Masdar yang juga Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Dalam kegiatan ini, Wapres Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum PP DMI turut memberikan kata sambutan sekaligus ikut berbuka puasa bersama dan menunaikan sholat maghrib berjama’ah bersama-sama para tamu undangan lainnya.Kemudian, Wapres Kalla juga memimpin rapat bersama jajaran PP DMI untuk membahas agenda kegiatan muktamar DMI pada akhir tahun 2017.
Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP DMI, Drs. H. Imam Addaruqutni, M.A., dan Sekretaris PP DMI, yakni Dr. Ir. H. Ivan Haryanto, M.Sc., dan Dr. H. Munawar Fuad Noeh, M.Ag., serta Ir. H. Muhammad Suaib Didu, M.M.,
Hadir juga Bendahara Umum PP DMI, Dr. H. Mahfud Sidik, M.Sc., Bendahara PP DMI, Dra. Hj. Dian Artida, Ketua PP DMI, Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, dan Drs. H. Andi Mappaganty, M.M., serta Sekretaris Drepartemen Pemberdayaan Organisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) PP DMI, Drs. H. Khusnul Khuluk, M.M.,
Hadir pula Ketua Departemen Pengembangan Ekonomi Umat (PEU) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) PP DMI, H. Iskandar Sulaiman, S.E., M.Si., dan Sekretaris Departemen Kesehatan, Lingkungan Hidup, dan Kepemudaan PP DMI, Ir. Hj. Jaorana Amiruddin, M.Si.
Turut hadir Sekretaris Departemen komunikasi, Informasi (Kominfo), Hubungan Antar Lembaga (Hubla) dan Luar Negeri (LN) PP DMI, H. Hery Sucipto, Lc., M.M.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani