DMI.OR.ID, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) RI, melalui DIrektorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag, telah memberikan predikat Juara Pertama dalam kategori Masjid Besar Percontohan Paripurna Tingkat Nasional Tahun 2016 di kecamatan kepada Masjid Raya Sabilillah di Kota Malang, Jawa Timur (Jatim).
Seperti dikutip dari laman http://malang.timesindonesia.co.id/, Penghargaan ini diberikan langsung oleh Menteri Agama RI, Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin pada Selasa (13/12/16) siang di Hotel Lumire, Jakarta. Menag juga memberikan penghargaan kepada 11 masjid lainnya dalam empat kategori penghargaan untuk tingkat nasional.
Masjid Raya Sabilillah di Kota Malang ini menjadi masjid yang sempurna dan paripurna dengan penilaian tiga aspek sekaligus, yakni dari aspek imarah (peribadatan), idarah (manajemen), dan ri’ayah (periwatan dan pemberdayaan).
Adapun pemenang pertama untuk kategori Masjid Besar Percontohan Bidang Idarah Tingkat Nasional Tahun 2016 di kecamatan diraih oleh Masjid Jogokariyan di Kota Yogyakarta.
Sedangkan pemenang pertama kategori Masjid Besar Percontohan Bidang Imarah Tingkat Nasional Tahun 2016 di kecamatan diraih oleh Masjid Jami’ An-Nur’ain di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Suteng).
Lalu pemenang pertama kategori Masjid Besar Percontohan Ri’ayah Tingkat Nasional Tahun 2016 ialah Masjid Bujang Salim di Kabupaten Aceh Utara, Aceh.
Ketua Dewan Juri Masjid Besar Percontohan Tingkat Nasional Tahun 2016, Prof. Dr. KH. Ahmad Satori Ismail, M.A., menyatakan bahwa komponen dewan juri terdiri dari perwakilan Majelis Ulama indonesia (MUI), Dewan Masjid Indonesia (DMI), berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam dan dari kalangan profesional.
“’Kami menilai dari tiga aspek, Dari tiga aspek itu ditentukan masjid paripurna. Selain itu ada pemenang masing-masing kategori,’’ tutur Kiai Satori yang juga Ketua Umum Ikatan Da’i Indonesia (IKADI).
Dalam sambutannya, Menteri Lukman menyatkan bahwa masjid telah menjadi tempat penyebaran agama Islam dan tempat pembinaan ummat sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW hingga kini, bahkan menjadi pusat peradaban pada masa Rasulullah Muhammad SAW.
“Hal yang pertama kali dilakukan oleh Rasululah SAW saat tiba di Madinah (saat itu Yatsrib) ialah mendirikan masjid. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah mahdah (seperti sholat), masjid juga digunakan sebagai tempat bermusyawarah dan taklim bersama dengan para sahabatnya, bahkan sebagai tempat mengatur strategi perang,” jelas Menteri Lukman.
Secara umum, lanjutnya, masjid-masjid di nusantara lebih banyak digunakan sebagai tempat ibadah mahdhah saja seperti shalat, mengumpulkan zakat, dan penyembelihan hewan qurban, serta acara ritual keagamaan lainnya.
menurutnya, belum banyak masjid yang dioptimalkan sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan peradaban umat. “Hal ini meliputi pemberdayaan ekonomi, pengembangan pendidikan, pusat informasi umat, dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Menteri Lukman pun meminta pengurus masjid untuk lebih mengoptimalkan peran dan fungsi masjid. ’’Untuk itu, sudah waktunya masjid berfungsi lebih maksimal,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani