Salah satu masjid paling fenomenal dan termasyhur di Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, ialah Masjid Syaichona Mochammad Cholil yang terletak di Desa Martajasah, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur (Jatim). Masjid ini terletak sekitar 2 Kilometer dari pusat Kota Bangkalan dan dekat dengan Pantai Sambilangan.
Alhamdulillahi Rabbil A’lamin, penulis bersama kedua orang tua penulis berkesempatan untuk menunaikan ibadah sholat tahiyyatul masjid dan berziarah ke makam Syaichona KH. Mochammad Cholil pada Ahad (3/9) siang. Makam (pesarean) Almarhum Syaichona Mochammad Cholil beserta keluarga dan murid-murid utamanya terdapat di dalam kompleks Masjid. Almarhum adalah guru besar dari sejumlah ulama legendaris di tanah air, termasuk Rais Akbar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pertama, Hadhratush Syaikh KH. Hasyim Asy’ari. Beliau juga menjadi inisiator dari Nahdlatul NU, organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar di Indonesia.
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, Masjid Syaichona Mochammad Cholil berdiri sangat megah dengan bangunan di lantai dasar (bagian depan) untuk jama’ah laki-laki, serta di lantai dua dan lantai dasar bagian belakang untuk jama’ah perempuan. Lantai masjid ini terbuat dari batu marmer berwarna putih tanpa lapisan permadani atau pun karpet, kecuali lapisan sajadah berwarna hijau di dua shaf (barisan) terdepan lantai dasar masjid. Masjid ini juga terihat memiliki tiang dan dinding masjid berwarna-warni, seperti warna hijau, kuning, cokeat tua, dan cokelat muda, serta putih.
Mimbar Masjid yang terdapat di bagian tengah depan masjid didominasi warna cokelat dan terbuat dari kayu jati dengan tiga anak tangga dan sebuah tempat duduk bagi khatib sholat Jum’at. Tempat duduk sang khatib itu dilapisi dengan sehelai sejadah berwarna merah hingga menutupi anak tangganya. Terdapat pula ukir-ukiran kayu jati khas Bangkalan lengkap dengan kaligrafi Arab berwarna kuning, yakni lafadz tauhid Laa iIaaha illAllah Muhammadar Rasulullah di bagian atas masjid, serta lafadz Allah di bagian tengah atas mimbar masjid.
Penulis juga melihat tiang-tiang masjid berukuran cukup tinggi dengan diameter cukup besar berwarna hijau, putih, atau cokelat yang terbuat dari marmer. Tiang-tiang itu juga dilengkapi dengan ukir-ukiran khas Bangkalan berwarna kuning keemasan di bagian atasnya dan garis-garis lurus berwarna kuning keemasan di bagian bawahnya. Empat buah tiang berwana hijau juga terlihat berdiri kokoh di sebelah kanan dan kiri mihrab masjid, yakni tempat Imam masjid memimpin sholat fardhu lima kali sehari, yang terletak tepat di depan tengah masjid.
Terdapat sebuah permadani berwarna merah dengan sehelai sejadah berwarna biru di tengah-tengah Mihrab Masjid Syaichona Mochammad Cholil. Sajadah itu menjadi tempat sang Imam untuk memimpin sholat fardhu. Sedangkan pada dinding di depan mihrab masjid, terdapat tiga buah kaligrafi ayat-ayat suci al-Qur’an berwarna kuning keemasan, masing-masing ada di sebelah kanan, kiri, dan atas mihrab masjid. Dua diantaranya membentuk lingkaran 360 derajat. Terlihat pula lafadz Allah dan Muhammad diantara ketiga kaligrafi itu dengan warna kuning keemasan yang juga membentuk lingkaran.
Masjid ini juga memiliki kubah berukuran besar dengan warna kuning keemasan dan ornamen garis-garis berwarna hijau khas Bangkalan yang mengeliling kubah masjid. Di bagian dalamnya, terdapat puluhan lampu berwarna putih yang terbuat dari kristal kaca dan tergantung tepat di bagian tengah kubah masjid. Penulis juga melihat ratusan jamaah sedang memadati masjid. Diantara mereka ada yang sedang menunaikan sholat tahiyyatul masjid, ada pula yang sedang dzikrullah berjama’ah sembari membaca rangkaian tahlil, tasbih, tahmid, dan takbir serta Surat Yasin, Al-Fatihah, dan Ayat Kursi serta sholawat nabi.
Makam Syaichona Mochammad Cholil
Ada juga jamaah yang berziarah dan tahlilan di depan makam almarhum Syaichona Mochammad Cholil. Makam (pesarean) itu terletak di sudut kanan masjid dan dibatasi dengan pagar berwarna cokelat yang terbuat dari kayu jati. Di setiap ruas pagar itu, terdapat kaligrafi bertuliskan lafadz Allah dan Muhammad secara silih berganti. Pagar itu juga dihias dengan ornamen-ornamen khas Bangkalan yang motifnya seperti dedaunan dan tumbuh-tumbuhan. Di bagian atas pagar itu juga terdapat kain berwarna hijau sebagai tirai penutup makam.
Masjid ini juga menyimpan sebuah bedug berukuran besar berwarna cokelat tua di bagian belakang masjid, tepatnya di shaf untuk perempuan. Bedug itu menggunakan kulit sapi berwarna cokelat di bagian utamanya, dan di bagian sampingnya terbuat dari kayu jati dengan kaligrafi al-Qur’an berwarna cokelat. Bedug itu terletak di atas tatakan besar berbentuk balok yang juga terbuat dari kayu jati dengan warna hijau di keempat sisinya.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani