DMI.OR.ID, JAKARTA – Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad Shallallahu A’laihi wa Sallam (SAW) dan Peradaban Islam yang sedang dibangun di Pantai Timur Ancol, Jakarta Utara ini memiliki keistimewaan. Penyebabnya, para pengunjung museum dapat melihat panorama alam berupa matahari terbit dan matahari terbenam dari lokasi museum.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, mengonfirmasi hal itu pada Rabu (26/2) sore. Tepatnya saat memberikan kata sambutan dalam prosesi Peletakan Batu Pertama (Groundbreaking) Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam di Pantai Ancol Timur, Jakarta Utara.
“Dari lokasi museum ini, kita bisa melihat matahari terbit dan matahari terbenam. Museum ini berdiri di atas lahan seluas enam hektar. Perjalanan pembangunan museum hingga saat ini membutuhkan waktu sekitar lima bulan. Kami juga sempat mencari lahan lima tempat berbeda untuk pembangunan museum,” tutur H. Jusuf Kalla pada Rabu (26/2) sore.
Menurut Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) ke-10 dan ke-12 itu, umat Muslim di Indonesia memiliki tradisi untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isra’ Mi’raj yang erat kaitannya dengan sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW. “Jadi keberadaan Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam sangat penting,” paparnya.
“Tidak banyak negara Islam di dunia yang memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan peristiwa Isra’ Mi’raj secara resmi seperti Indonesia. Apalagi museum ini menggunakan teknologi visual, kita jauh lebih paham dengan melihat visual daripada hanya mendengar saja,” ungkap H. Jusuf Kalla ynga juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat itu.
Selain itu, lanjutnya, terdapat tiga hal mendasar dalam museum ini, yakni tentang sejarah kehodupan Rasulullah Muhammad SAW, sejarah peradaban Islam di dunia, serta yang terpenting ialah sjarah panjang masuknya syiar dan dakwah Islam ke Indonesia.
“Kita perlu melakukan riset tentang sejarah Islam, sejarah panjang peradaban Islam di dunia, dan sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Kita perlu bekerja sama dengan berbagai pihak seperti perguruan tinggi, lembaga penelitian, pondok pesantren, dan berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di Indonesia,” jelasnya.
Kegiatan ini diresmikan langsung oleh H. Muhammad Jusuf Kalla, yang juga memberikan kata sambutan dalam prosesi ini. Ia pun menekan tombol sirine sebagai tanda dimulainya groundbreaking pembangunan museum.
Beliau melakukannya bersama-sama Wakil Ketua Umum (Waketum) PP DMI, Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol). Purnawirawan (Purn). Drs. H. Syafruddin, M.Si. Beliau juga melaporkan catatan perjalanan pembangunan museum ini selaku Ketua Panitia Pembangunan Museum.
Turut menekan tombol sirine sekaligus memberikan kata sambutan ialah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Rabithah Al-Alam Al-Islamy atau Liga Dunia Islam, Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Karim al-Issa, Lc., M.A., dan Menteri Agama (Menag) RI, Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI). (Purn.) H. Fachrul Razi Batubara.
Turut hadir dan memberikan kata sambutan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D., yang juga tuan rumah pembangunan museum. Beliau juga ikut menekan tombol sirine sebagai tanda dimulainya pembangunan museum bersama-sama enam tokoh nasional lainnya.
Turut hadir dan menekan tombol sirine ini yakni Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, H. Erick Thohir, B.A., M.B.A., serta Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) RI / Kepala Badan Pertanahan Nasional RI, Dr. Sofyan Abdul Djalil, S.H., M.A., M.A.L.D., yang juga Ketua PP DMI.
Selain itu, pembacaan doa dipimpin langsung oleh Ketua PP DMI, Drs. KH. Abdul Mannan Abdul Ghani, yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Sedangkan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dipimpin oleh Ustaz H. Ahmad Taqiyuddin Malik, Lc.
Dalam kegiatan ini, turut hadir sejumlah duta besar dari negara-negara sahabat, termasuk sejumlah negara anggota Liga Arab (Arab League) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Hadir juga Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Prof. Komaruddin Hidayat, M.A., Ph.D.
Turut hadir Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., dan Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), Yang Berbahagia (YBhg). Datuk Seri H. Mohamad Ali bin Mohamad Rustam dari Malaysia, serta Duta Besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Kerajaan Arab Saudi, Drs. H. Agus Maftuh Abegebriel M.Ag.
Ikut hadir Wakil Ketua Umum PP DMI, Drs. KH. Masdar Farid Mas’udi, M.Si., Ketua PP DMI, H. Rudiantara, S.Stat., M.B.A., Ketua PP DMI, Drs. H. Andi Mappaganti, M.M., dan Ketua PP DMI, Prof. Dr. dr. H. Fachmi Idris, M.Kes., yang juga Direkutur Utama (Dirut) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan RI.
Hadir pula Sekretaris Jendral (Sekjen) PP DMI, Drs. H. Imam Addaruquthni, M.A., Sekretaris PP DMI, Dr. H. Serian WIjatno, S.E., M.M., M.H., Sekretaris PP DMI, dr. Ivan Rovian, M.K.P., Sekretaris PP DMI, K.H. Syaifudin Nawawi, S.H.,Bendahara Umum PP DMI, Dr. H. Machfud Sidik, M.Sc., Bendahara PP DMI, Drs. H. Suhaeli Kalla, dan Bendahara PP DMI, Dra. Hj. Dian Artida.
Hadir juga Direktur Program PP DMI, Dr. H. Munawar Fuad Noeh, M.A., serta Penghubung Umum PP DMI, Drs. H. Syahrul Udjud, S.H., dan Penghubung Umum PP DMI, H. Yadi Jentak.
Turut hadir Ketua Departemen Pemberdayaan Organisasi dan Pembinaan Kewilayahan PP DMI, Dr. H. Makmun Murad Al-Barbasy, M.Si., serta Ketua dan Sekretaris Departemen Dakwah, Ukhuwwah dan Sumber Daya Keumatan PP DMI, Ustaz Drs. H. Ahmad Yani, dan Drs. KH. Makmun al-Ayyubi. Kyai Makmun juga menjadi Ketua Pimpinan WIlayah (PW) DMI Provinsi DKI Jakarta.
Adapun prosesi pembangunan Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam ini merupakan hasil kerja sama antara DMI dengan Yayasan Waqaf Assalammu’alaika Yaa Ayyuhan Nabi dan Liga Dunia Islam.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani