Nabi Ibrahim Alaihis Salam (AS) sangat merindukan kehadiran anak, bukan untuk melanjutkan garis keturunan apalagi sekadar mewariskan harta, namun yang terpenting ialah mewariskan nilai-nilai agama agar tersebar dan tegak di dunia.
Itulah sebab mengapa Nabi Ibrahim AS tidak meminta anak laki-laki atau perempuan, berkulit putih atau tidak, dalam do’anya, tetapi yang diminta adalah Rabbi habli minas shalihin yang artinya: Ya Allah, anugerahkan aku (anak) yang termasuk orang-orang yang shaleh. Do’a ini diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat As-Saffat ayat 100 (QS 37:100).
Karenanya Nabi Ibrahim AS begitu tunduk dan pasrah terhadap perintah Allah Subhanahu Wata’ala (SWT), perintah yang tidak enak sekalipun harus tetap dilaksanakan. Hal yang membuatnya amat gembira adalah tidak hanya dirinya sebagai orang tua yang berlaku demikian, tetapi juga anaknya, Nabi Ismail AS, menunjukkan kelasnya (kualitas) dalam ketaatan dan kepasrahan kepada Allah SWT.
Maka yang terpenting bagi kita bukan soal punya anak atau tidak, tetapi bagaimana. agar generasi kita bertaqwa kepada Allah SWT.
Penulis: Ustadz. Drs. H. Ahmad Yani
Sekretaris Departemen Dakwah dan Pebgkajian Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI)
Penulis buku 160 Catatan Materi Dakwah