DMI.OR.ID., JAKARTA – Masjid ramah anak dapat memberikan pengalaman yang tidak terlupakan kepada seorang anak. Khususnya saat pertama kali diajak sholat di masjid oleh kedua orang tuanya.
Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Dra. Hj. Puan Maharani, menyatakan hal itu pada Selasa (12/3) siang.
Tepatnya saat memberikan kata sambutan dalam pembukaan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Gerakan Nasional (GN) Sejuta Masjid Ramah Anak (SEMARAK) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
“Sewaktu anak-anak ikut sholat di masjid bersama orang tuanya, ini menjadi pengalaman yang tidak terlupakan bagi anak-anak kita. Secara langsung atau tidak langsung, kondisi ini semakin mendekatkan orang tua dengan anaknya,” tutur Hj. Puan Maharani pada Selasa (12/3) siang.
Biasanya, lanjut Puan, anak perempuannya selalu ikut sholat Id (Idul Fithri) dengannya, sedangkan putranya ikut sholat Id dengan bapaknya. “Bahkan kakek dan neneknya sering membawa cucu-cucunya untuk sholat Id saat lebaran,” ungkapnya.
“Karena letak masjid yang cukup jauh dari rumah, maka kita harus bangun subuh-subuh untuk Sholat Id. Hal ini penting untuk kita jadikan pengalaman buat anak,” paparnya.
Hj. Puan Maharani pun setuju dengan pernyataan Wakil Ketua Umum (Waketum) Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol). Purnawirawan (Purn). Drs. H. Syafrusdin, M.Si., bahwa ibu memiliki peranan sangat penting bagi tegaknya negara.
“Seperti tadi disebutkan oleh Pak Syafruddin, tentang hadits Rasulullah Muhammad SAW, yakni ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu, maka ibu adalah tiang negara. Termasuk kita semua yang hadir di sini,” jelasnya.
Menko Puan Maharani pun yakin bahwa semua ibu yang hadir dalam Silatnas GN SEMARAK ini memiliki semangat yang tinggi dan menggebu-gebu. “Apalagi setiap provinsi diwakili oleh lima orang. Tidak gampang mengumpulkan ibu-ibu senanyak ini dalam satu acara,” imbuhnya.
“Kita mempunyai kesamaan komitmen untuk membangun masjid ramah anak. Tujuannya agar anak-anak memiliki pribadi yang sholeh dan sholehah, berakhlak mulia, dan bermartabat. Masjid harus menjadi sumber rekonstruksi peradaban Indonesia masa depan,” katanya.
Menko Puan juga menyarankan agar cita-cita luhur kita untuk mewujudkan masjid ramah anak dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. “Cita-cita luhur ini harus diteruskan dengan mapping (pemetaan) dan roadmap (peta jalan) yang berkesinambungan,” ucapnya.
Misalnya, lanjut Puan, dengan membuat toilet dan sanitasi masjid yang bersih dan nyaman untuk anak-anak. Perhatikan air yang harus mengalir, toilet yang tidak licin, dan tempat wudhu yang rendah. Hal ini sangat penting. “Perlu ada contoh masjid ramah anak di dua sampai tiga provinsi dalam setahun ini,” harapnya.
Menko Puan pun menggarisbawahi bahwa pengurus masjid harua bisa membuat suasana masjid yang sejuk, aman, dan nyaman untuk anak-anak. “Harus dicari pengurus yang mau berdedikasi di masjid untuk mewujudkan masjid ramah anak. Karena tidak semua orang mau dan bisa berdedikasi di masjid,” jelasnya.
“Saya yakin kita semua punya keinginan, perjuangan, dan komitmen yang sama untuk membangun masjid ramah anak di masa depan. Hal ini terkait erat dengan sektor kesehatan, sosial politik, agama, dan kesadaran masyarakat untuk mewujudkan SEMARAK,’ paparnya
Menurutnya, untuk kerja-kerja seperti ini, sekitar 10.000 pengurus DMI mulai dari tingkat pusat sampai kecamatan tidak akan sanggup bekerja sendirian. “Kita tidak bisa mewujudkan SEMARAK jika DMI bekerja sendiri. Jadi harus sinergi dan gotong-royong dengan organisasi lain dan pemerintah,” tegasnya.
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, Menko PMK RI telah membuka secara resmi kegiatan Silatnas GN SEMARAK DMI dengan memukul gong beberapa kali pada Selasa (12/3) sore.
Menko PMK RI juga didampingi oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) Pimpinan Pusat (PP) DMI, Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol). (Purn). Drs. H. Syafruddin, M.Si., yang juga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB) RI. Ia memberikan kata sambutan dalam acara ini.
Turut hadir dan memberikan sambutan Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, M.Ag. Ia mewakili Menteri Agama RI, Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin, yang tidak dapat hadir.
Lalu Prof. Muhammadiyah Amin juga memberikan data masjid dari Kemenag RI kepada Waketum PP DMI, H. Syafruddin, dengan disaksikan oleh Ketua PP DMI Bidang Pemberdayaan Potensi Muslimah, Anak,, dan Keluarga (PPMAK), i., dan segenap jajaran pengurus PP DMI.
Kemudian Waketum PP DMI dan Menko PMK RI bersama-sama menandatangani Deklarasi GN SEMARAK dengan disaksikan Dirjen Bimas Islam Kemenag RI.
Kegiatan ini dimulai dengan penampilan Tari Saman asal Aceh dari kelompok penari Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Hadir sekitar 1.000 orang saat pembukaan Silatnas GN SEMARAK, termasuk 315 peserta inti.
Peserta inti itu berasal dari pengurus Departemen PPMAK DMI, Korps Muballigh-Muballighah DMI, Badan Pembina Taman-Kanak-Kanak Islam (BPTKI) DMI, dan Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid (BKMM) DMI se-Indonesia. Lalu Ketua Panitia GN SEMARAK, Dr. Hj. Kustini, M.A., memberikan laporan kepanitiaan kepada seluruh peserta yang hadir.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani