Setiap kita memasuki Tahun Baru 1 Muharram 1437 Hijriyah seperti sekarang ini, sebaiknya kita melakukan ‘Muhasabah’ (evaluasi diri, dan introspeksi pribadi), sejauh manakah kita mampu melaksanakan ajaran Islam.
Ajaran Islam itu meliputi Ibadah mahdoh seperti shalat, dzikir, I’tikaf dan dalam amal shaleh yang bersifat hubungan kita dengan isteri dan anak dalam keluarga maupun dalam konteks hubungan tetangga dan masyarakat, bahkan negara (amal ijtima’iyah ).
Pasalnya, Allah SWT mentaqdirkan hidup manusia memiliki dua dimensi sebagai makhluq rohani dan jasmani sekaligus sebagai makhluq individu dan makhluq sosial. Para Ulama pun menganjurkan kepada kita bila memasuki suasana baru, tahun baru, atau datang ke suatu wilayah, kota, rumah, dan kantor yang baru, hendaknya berdoa:
وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا
Artinya: “Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan pula aku ketempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Mu, kekuasaan (tanggung jawab) yang dapat menolongku (menyelamatkanku), (QS.Al Isra’: 80)”.
Sikap mau bermuhasabah dan melakukan introspeksi diri perlu dilakukan oleh setiap muslim agar kita diselamatkan oleh Allah SWT dari tindakan dan sifat-sifat yang tidak terpuji.
Penulis:
Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi
– Ketua Bidang Sarana, Hukum dan Waqaf Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia
– Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat