DMI.OR.ID, SURABAYA – Presiden Republik Indonesia (RI), Ir. H. Joko Widodo (Jokowi), membuka secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) IX Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Selasa (25/8) pagi, bertempat di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengibaratkan MUI bagaikan muara sungai yang mempertemukan berbagai anak sungai dan airnya tidak pernah kering dalam menghidupi bangsa Indonesia.
“Islam Nusantara dan Islam berkemajuan itu ibarat anak-anak sungai yang akhirnya bertemu di muara dan tujuan akhirnya mulia, yakni mewujudkan Islam Rahmatan lil Alamin,” tutur Presiden Jokowi pada Selasa (25/8) pagi.
Sebagai wadah musyawarah para ulama dan zuama, lanjut Presiden, hendaknya MUI mampu mewujudkan Ummatan Tengahan, yakni ummat Islam yang moderat, toleran, inklusif, rukun dan damai.
Menurutnya, MUI sepatutnya menjadi tenda besar sejati bagi ummat Islam, baik yang tergabung ke dalam organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam maupun yang tidak. “MUI sepatutnya mewadahi dialog intra ummat Islam demi tegaknya ummatan tengahan,” ungkap mantan Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta itu.
Presiden pun mengajak segenap ummat Islam Indonesia untuk melakukan reformasi internal dan reformasi diri dengan menumbuhkan sikap tidak ekstrim, lapang dada, saling pengertian, menjaga semangat kebangsaan, gotong royong, kesediaan hidup berdampingan secara damai, dan mengembangkan semangat keilmuan.
“Ummat Islam harus menjalani hidup maju dengan semangat keilmuan, berpikir, dan berdzikir serta berupaya mewujudkan masyarakat adil dan makmur, bermartabat dan berperadaban tinggi di era kemerdekaan ini,” ungkapnya.
Mantan Wali Kota Solo ini pun menekankan pentingnya peran konstruktif MUI untuk menyelesaikan masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. “MUI hendaknya mampu memandu bangsa ini untuk berpikir optimis dan produktif di tengah keberagaman Indonesia,” jelasnya.
Presiden Jokowi berharap MUI tetap menjadi mitra strategis pemerintah demi mewujudkan kemaslahatan rakyat. MUI memiliki kontribusi signifikan untuk mewujudkan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban.
“Pikiran-pikiran, masukan-masukan, saran-saran dan input (usulan) MUI sangat diperlukan oleh pemerintah untuk kemaslahatan rakyat,” ucapnya.
Munas IX MUI ini mengambil tema Islam Wasathiyah Untuk Dunia Yang Berkeadilan dan Berkemajuan dan diselenggarakan di Hotel Garden Palace, Surabaya, sejak Senin (24/8) hingga Kamis (27/8).
Dalam acara pembukaan ini, hadir ketua dan wakil ketua umum Dewan Pimpinan MUI Pusat, yakni Prof. Dr. H. Siradjuddin Syamsuddin, MA, dan DR. H. Ma’ruf Amin. Hadir pula Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, H. Irman Gusman, S.E., MBA., dan Gubernur Provinsi Jatim.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA, juga hadir bersama-sama Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr. H. Haedar Nashir, M.Si, Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jatim, yakni Dr. H. Soekarwo dan Drs. H. Saifullah Yusuf.
Hadir pula Duta Besar (Dubes) Kerajaan Saudi Arabia untuk RI, H.E. Mustafa Ibrahim Al Mubarak, Menteri Agama RI, Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Sekretaris Kabinet, Dr. Ir. H. Pramono Anung Wibowo, M.M.
Dalam perhelatan akbar lima tahunan MUI ini, penyelenggaraan Munas IX MUI di luar ibukota Jakarta, tepatnya di Surabaya, Jatim, merupakan yang pertama kali dalam sejarah Munas MUI. Sebelumnya, Munas MUI selalu diselenggarakan di Jakarta sebagai ibu kota negara.
Dalam perhelatan ini, Pimpinan Pusat (PP),Dewan Masjid Indonesia (DMI) diwakili oleh Sekretaris Jenderal PP DMI, Drs. H. Imam Addaruqutni, MA.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani