DMINEWS, JAKARTA – Pemerintah Republik Indonesia (RI) ingin memperluas kerja sama perdagangan di berbagai sektor dengan Pemerintah Bangladesh. Apalagi Indonesia merupakan mitra dagang terbesar keenam bagi Bangladesh.
Bangladesh merupakan negara berpenduduk ke delapan terbesar di dunia dengan jumlah 160 juta jiwa. Kedua negara juga sama-sama anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan berpenduduk mayoritas Muslim.
Dalam pertemuan bilateral antara Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo (Jokowi), dengan Perdana Menteri (PM) Bangladesh, Yang Mulia (YM) Sheikh Hasina, dibahas tentang rencana pemerintah RI untuk memperluas akses pasar bagi produk-produk dalam negeri Indonesia.
“Saya ingin agar akses pasar untuk Indonesia dibuka lebih luas lagi, terutama untuk produk kertas, minyak kelapa sawit, batubara, kendaraan bermotor, peralatan listrik serta alat utama sistem pertahanan (alutsista),” tutur Jokowi pada Kamis (23/4).
Tepatnya, di sela-sela Pertemuan Tingkat Tinggi Konferensi Asia Afrika (KAA)/ Asian African Summit dalam rangkaian Peringatan KAA ke-60 Tahun di Jakarta dan Bandung, 19-24 April 2015.
Secara khusus, Presiden Jokowi juga mengundang investor Bangladesh untuk menanamkan modalnya di sektor-sektor investasi yang peluangnya masih terbuka luas di Indonesia, seperti di bidang infrastruktur dan tranpsortasi.
Sementara PM Bangladesh, YM Sheikh Hasina, menyatakan investor di negaranya memiliki kepentingan ekonomi yang cukup beragam di Indonesia. “Kami memiliki kepentingan investasi di bidang industri pakaian jadi dan endaraan bermotor,” tuturnya pada Kamis (23/4).
“Kerja sama di bidang perdagangan dan investasi antara kedua negara harus semakin ditingkatkan. Apalagi Indonesia menjadi mitra dagang terbesar keenam bagi Bangladesh. Kami juga memiliki posisi strategis sebagai negara yang berbatasan dengan India,” ungkapnya.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani