Pulau Lombok, Negeri Seribu Masjid, sangat terkenal dengan berbagai macam obyek wisatanya, baik wisata religi, khususnya pariwisata halal, wisata alam, budaya, maupun wisata kuliner.
Salah satu obyek wisata yang mampu menggabungkan unsur religi (Islam), budaya, dan kuliner khas Lombok ialah Masjid Hubbul Wathan di komplek Islamic Centre Nusa Tenggara Barat (NTB), Kota Mataram, NTB. Bangunan Masjid yang sangat megah ini mengingatkan para jamaah dan pengunjung masjid terhadap keagungan dan kebesaran kekuasaan Allah SWT sekaligus kemegahan dan kekhasan budaya Lombok.
Redaktur website DMI, Muhammad Ibrahim Hamdani, bersama Tim Aplikasi DMI Berbasis Smartphone berkesempatan untuk berkunjung ke Masjid Hubbuk Wathan, Islamic Centre NTB pada Selasa (20/6).
Sumber: www.dmi.or.id
Salah satu hal menarik yang dapat memanjakan mata para pengunjung Masjid Hubbul Wathan, Islamic Centre NTB, ialah perpaduan unik antara tradisi dan modernitas. Kondisi ini diwakili oleh empat buah eskalator yang terletak di gerbang utama masjid dengan posisi dua buah di sebelah barat (kanan) tangga utama untuk jamaah pria dan dua buah di sebelah timur (kiri) tangga utama untuk jamaah perempuan.
Selain itu, ada pula bedug berukuran sangat besar yang berasal dari sumbangan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) NTB. Bedug dari kulit sapi itu juga memiliki tulisan “Bismillahirrahmanirrahim” dalam huruf Arab, dengan ukuran cukup besar, di salah satu sisinya yang terbuat dari kayu jati. Bedug ini terletak persis di sebelah timur (kiri) eskalator untuk jamaah perempuan dan di gerbang utama Masjid Hubbul Wathan.
Keberadaan tangga masjid yang ukuranya sangat lebar dengan diapit empat buah eskalator dan satu bedug ukuran sangat besar ini dapat dipahami sebagai simbol perpaduan harmonis dan eksotis antara budaya tradisional bangsa Indonesia dengan teknologi. Kemudian, kedua benda itu diintegrasikan dengan satu tangga yang sangat lebar sebagai simbol hubungan vertikal seorang hamba kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Sumber: www.dmi.or.id
Kemudian di lantai dasar masjid, terdapat sejumlah ruangan seperti ruang pertemuan/ serbaguna (ballroom) yang berukuran sangat besar dan sejumlah ruangan yang berukuran lebih kecil untuk kegiatan bazaar atau pameran. Selain itu, ada pula ruang bawah tanah (basement) untuk parkir kendaraan dengan ukuran sangat besar.
Salah satu hal unik dari Masjid Hubbul Wathan di Islamic Centre NTB ialah posisi empat buah speaker (sound system) masjid yang diletakkan tergantung pada langit-langit di bawah benda berukuran besar yang berbentuk motif khas Lombok. Benda ini terletak tepat di bawah kubah masjid dan terlihat sangat eksotis khas budaya Lombok. Biasanya, tepat di bawah kubah masjid, akan ada lampu utama sebagai penerangan. Namun di masjid ini justru speaker yang terlihat. Masjid ini juga dipenuhi ukir-ukiran dengan motif khas budaya Lombok yang sangat menarik. Permadani merah pun terbentang di ruang utama ibadah masjid Hubbul Wathan lengkap dengan ukir-ukiran bermotif khas Lombok berwarna kuning.
Sumber: www.dmi.or.id
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID pada Selasa (20/6), Masjid Hubbul Wathan di kompleks Islamic Centre NTB sangat padat dengan aktivitas ibadah dan bernuansa Islam lainnya, antara lain pameran replika pedang Rasulullah Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya di salah satu ruangan di samping ballroom, serta pameran buku di dalam ruangan utama ballroom.
Sedangkan di sisi timur Islamic Centre NTB, tepatnya di halaman masjid Hubbul Wathan, terdapat kegiatan jual beli (bazaar) aneka ragam kuliner tradisional dan modern, termasuk makanan khas Lombok seperti Ayam Taliwang. Ratusan jamaah dan pengunjung masjid terlihat memadati lokasi bazaar kuliner menjelang azan maghrib berkumandang.
Islamic Centre NTB menjadi pusat kegiatan Festival Pesona Khazanah Ramadhan yang digelar selama satu bulan penuh sejak 25 Mei 2017 hingga 26 Juni 2017 mendatang. Salah satu kegiatannya ialah pameran foto-foto masjid Hubbul Watha dan kompleks Islamic Centre hasil kompetisi. Foto-foto itu terlihat di gerbang utama kompleks Isamic Centre NTB dan di sejumlah titik (spot) lantai dasar masjid Hubbul Wathan.
Sumber: www.dmi.or.id
Terlihat pula panggung berukuran besar lengkap dengan satu set sound system (speaker) yang berdekatan dengan lokasi bazaar kuliner. Panggung ini digunakan untuk pentas seni dan budaya Islami seperti tarian whirling darvish khas kaum sufi, dan tarian adat khas Lombok atau nusantara lainnya bernuansa Islami. Panggung ini juga menjadi tempat pagelaran busana (fashion) Islami.
Para pengunjung dan jamaah masjid Islamic Centre juga tidak perlu khawatir jika tidak membawa uang tunai karena tersedia fasiilitas Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bergerak (mobile ATM) dari Bank Nasional Indonesia (BNI) Syari’ah. Mobile ATM ini bersifat temporer, tidak permanen, karena ada di dalam kendaraan besar BNI Syariah.
Kegiatan lainnya yang lebih bersifat ibadah mahdah kepada Allah SWT ialah sholat Maghrib dan Isya berjama’ah yang berlanjut dengan sholat tarawih sebanyak 23 rakaat. Alhamdulillah, penulis turut mengikuti rangkaian kegiatan sholat maghrib dan Isya berjama’ah, serta sholat tarawih dan witir berjama’ah sebanyak 23 roka’at dengan pola dua roka’at dan satu kali salam.
Saat itu, Selasa (20/6) malam, Sholat tarawih dipimpin oleh seorang Imam besar asal Yordania, Syeikh Ahmad Jalal Abdullah Yahya. Beliau membaca Surat al-Fatihah serta surat-surat dalam al-Qur’an sebanyak satu juz yang dibagi-bagi dalam 20 rokaat sholat tarawih dan tiga rakaat sholat witir. Kegiatan sholat tarawih dan witir ini berakhir sekitar Pukul 22:00 Waktu Indonesia Tengah (WITA). Kemudian acara berlanjut dengan tadarrus al-Qur’an secara berjama’ah dan kegiatan i’tiqaf dalam bentuk sholat tahajjud, tadarrus al-Qur’an, dzikrullah dan sholawat berjama’ah, dan lain-lain.
Islamic Centre NTB terletak di jantung kota Mataram, hanya sekitar lima menit perjalanan dari lokasi Bandar Udara (Bandara) Selaparang, Kota Mataram, yang kini tidak digunakan lagi. Sedangkan dari Bandara Internasional Lombok Praya di Kabupaten Lombok Tengah, NTB, lokasi Masjid Hubbul Wathan, komplek Islamic Centre, dapat ditempuh dengan waktu perjalanan sekitar satu jam dengan menggunakan transportasi Bus Damri.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani