DMI.OR.ID, BATAM – Ustaz H. Abdul Somad, Lc., M.A., telah menjadi penceramah utama dalam Tabligh Akbar Kemilau Muharam 1441 Hijriah pada Jumat (20/9), seiring peresmian Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah atau Masjid Agung II Batam di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, oleh Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Drs. H. Syafruddin, M.Si.
Seperti dikutip dari laman https://www.batamnews.co.id/, penceramah lainnya yang turut hadir dan memberikan taushiyah dalam kegiatan ini ialah Ustaz Mohammad Kazim bin Elias dari Malaysia. Turut hadir dan memberikan kata sambutan Pelaksana Tugas (Plt.) Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), H. Isdianto, S.Sos., M.M., dan Wali Kota Batam, H. Muhammad Rudi, S.E., M.M.
Hadir pula Wakil Wali Kota Batam, H. Amsakar Achmad, S.Sos., M.Si., dan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Provinsi Riau, Inspektur Jenderal (Irjen). Polisi (Pol). H. Andap Budi Revianto, S.I.K.
Dalam taushiyah-nya jelang satu jam pelaksanaan sholat Jumat, Ustaz Abdul Somad menjelaskan kepada puluhan ribu jama’ah dan pengurus masjid yang hadir tentang kemuliaan mendirikan masjid. “Tanamkan kepada generasi muda kita untuk berusaha membangun masjid,” tuturnya.
Bagi siapa saja yang mendirikan masjid, lanjutnya, maka pahala akan mengalir kepadanya hingga ke liang lahat, meskipun ia sudah wafat.
“Nanti, 20 tahun lagi, masjid ini akan dikenang sepanjang zaman, bapak wali kota, kepala dinas, kepala kepolisian daerah (kapolda), kepala kepolisian resort (kapolres) mendapat pahala,” paparnya.
Ustaz Abdul Somad pun mengapresiasi seluruh pejabat dan pemangku kepentingan di Kota Batam yang telah mampu mewujudkan berdirinya Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah sebagai masjid terbesar di Pulau Sumatera itu.
“Manusia mati meninggalkan masjid, kalau tinggal nama, Firaun juga bisa, lihat saja masjid Aceh (Masjid Raya Baiturrahman) yang tetap tegak meskipun ada tsunami besar,” tegasnya.
Namun Ustaz Abdul Somad segera mengingatkan para pejabat, pemangku kepentingan, pengurus, dan jama’ah masjid tentang pentingnya memakmurkan masjid yang berukuran besar dan memiliki perpaduan arsitektur Turki, Arab, dan Melayu ini. “Tetapi jangan bangga dulu dengan masjid yang besar, perlu dipikirkan siapa yang akan mengisi masjid ini,” ungkapnya.
Menurutnya, tidak berhasil jika seseorang hanya mampu membangun masjid, namun jama’ah-nya tidak ramai. Meramaikan jama’ah setelah didirikan (masjid) menjadi kewajiban bagi umat di sekitar masjid. “Kalau sampai masjid sudah berdiri tetapi tidak ada orang sholat berjama’ah, maka satu negeri Pulau Batam ini akan menanggung dosanya,” jelas Ustaz Abdul Somad.
Dalam ceramah selama lebih dari satu jam ini, Ustaz Abdul Somad pun memberikan sejumlah solusi agar Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah ini tetap ramai dan makmur oleh jama’ah. “Saran saya, Pemerintah Kota (Pemkot) Batam harus melatih tahfidz al-Qur’an, dan menyelenggarakan wirid, yasinan, tabligh akbar mingguan, pelajaran agama, dan aktivitas lainnya,” ujarnya.
“Jika terjadi di sini hanya ada seorang muadzin, dia adzan, dia iqamat, dia imam, bahkan dia juga makmum, maka itu musibah,” katanya.
Ustaz yang mendapat julukan da’i sejuta followers itu pun memahami bahwa letak geografis masjid cukup jauh dari tempat tinggal masyarakat. Meskipun bukan warga kota Batam, ia paham bahwa teritorial masjid berada di Tanjung Uncang, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam.
“Tempat ini (Tanjung Uncang) salah satu ujungnya Pulau Batam. Butuh waktu satu jam untuk ke pusat kota. Masyarakat jauh dari masjid ini, harus ada orang khusus,” ucap Ustaz Abdul Somad.
Pemkot Batam, lanjutnya, juga harus berperan aktif dalam memakmurkan Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah. “Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah sholat, tetap juga tempat membentuk karakter umat. Undang seluruh komuitas untuk belajar al-Qur’an di sini,” imbuhnya.
Menurutnya, terwujudnya Masjid Agung II Batam atau Masjid Sultan Mahmud RIayat Syah ini tidak dapat dilepaskan dari kekuasaan anggaran dan kebijakan rencana yang ada di tangan wali kota Batam dan jajaran pemerintahannya. “Begitu pula untuk memakmurkan masjid, ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi para pemimpin setempat (Pemkot Batam),” katanya.
Seperti dikutip dari laman https://www.menpan.go.id/, turut hadir dan memberikan sambutan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) DMI Provinsi Kepri, Dato’ H. Huzrin Hood S.H., M.H., M.Pd.I. dalam acara ini.
Hadir pula tiga staf Menteri PAN RB RI, yakni Staf Ahli bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah Kementerian PAN RB RI, Drs. H. Jufri Rahman, M.Si., Staf Khusus Menteri PAN RB-RI Bidang Politik, Dr. H. Aidir Amin Daud, S.H., M.H., D.F.M., dan Staf Khusus Menteri PAN-RB RI Bidang Hubungan Kelembagaan, Rapiuddin Hamarung.
Seperti dikutip dari laman https://www.antaranews.com/, Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah dibangun di atas lahan seluas 41.422 meter persegi dengan luas bangunan 57.144 meter persegi. Adapun ruang sholat utama berukuran 63 x 63 meter atau seluas 3.969 meter persegi. Ruang sholat ini ditutup dengan kubah utama masjid dengan bentang 63 meter.
Selain itu, terdapat sembilan kubah di Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah, yang terdiri dari satu kubah utama, empat kubah gendong, ,dan empat khubah kecil. Ada pula delapan payung membran berukuran 25 x 25 meter yang berasal dari Jerman dengan tinggi 17 meter. Setiap payung membran ini dapat menampung 8.100 jama’ah masjid.
Ada pula menara utama masjid setinggi 99 meter, yang mengambil filosofi dari 99 nama Allah (al-Asmaul Husna). Hadir pula da’i fenomenal Indonesia, Ustaz H. Abdul Somad, Lc., M.A., yang juga memberikan taushiyah dalam acara ini.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani