Video: Pengukuhan PW DMI Jabar Masa Khidmat 2019-2024

DMI.OR.ID, BANDUNG – Wakil Ketua Umum (Waketum) Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol). Purnawirawan (Purn). Drs. H. Syafruddin, M.Si., telah mengukuhkan kepengurusan Pimpinan Wilayah (PW) DMI Jawa Barat (Jabar) Masa Khidmat 2019-2024 pada Selasa (26/3), bertempat di Aula Timur, Gedung Sate, Kota Bandung, Jabar.

Seperti dikutip dari laman https://nasional.republika.co.id/, Ketua Umum Pimpinan Wilayah (PW) DMI Provinsi Jabar Masa Khidmat 2019-2024 ialah KH. Ahmad Sidik, S.H.I. Ia terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) pada 14-15 Februari 2019 di Kota Bandung.

Dalam sambutannya Waketum PP DMI, H. Syafruddin, menyatakan bahwa DMI akan mengadopsi sejumlah program pemberdayaan masjid yang digagas oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. Misalnya Kredit Masyarakat Ekonomi Sejahtera (Mesra).

“Program pemberdayaan masjid seperti Kredit Mesra ini akan kami aplikasikan pada masjid-masjid se-Indonesia. Tujuan program ini jelas untuk memakmurkan masjid, sesuai dengan visi dan misi DMI. Apalagi implementasinya pemberdayaan ekonomi melalui masjid,” tutur H. Syafruddin pada Selasa (26/3), saat diwawancarai para wartawan usai pelantikan.

Menurutnya, keimanan para pengurus masjid pun harus diperkuat, seiring dengan pemberdayaan ekonomi umat. DMI akan menerapkan Kredit Mesra di masjid-masjid di Indonesia. “Saya rasa, itu program yang sangat baik dan kita mau adopsi, kita mau jadikan pilot project (percontohan) untuk seluruh Indonesia,” papar Syafruddin.

Seperti dikutip dari laman http://www.jabarprov.go.id/, H. Syafruddin yang juga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB) RI itu pun menjelaskan perkembangan agama Islam yang semakin pesat di dunia.

“Perkembangan Islam dunia saat ini semakin pesat. Bahkan jumlah penganut (agama) Islam di Jerman terus meningkat. Diperkirakan pada tahun 2050, jumlahnya akan mencapai 50% dari populsi penduduknya. Bahkan dalam 15 tahun nanti, penduduk Islam terbesar dunia ada di India, bukan lagi di Indonesia,” jelas Syafruddin saat memberikan kata sambutan.

Menurutnya, semakin bertambah penganut Islam di seluruh dunia, maka pembangunan masjid pun akan semakin masif. Berdasarkan catatan Kementerian Agama (Kemenag), jumlah masjid telah mencapai lebih dari 700 ribu.

Sementara Gubernur Jabar, H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D., menyatakan bahwa jumlah masjid di Jawa Barat mencapai 126 ribu. Pembangunan masjid pun terus berlangsung hingga kini.

“Pembangunan masjid terapung juga sedang dilakukan. Bahkan masyarakat Jabar juga akan membantu pembangunan masjid di Palestina,” tuturnya..

Tetapi, lanjutnya, jangan sampai hanya masjid saja yang jumlahnya besar, isi (kegiatan) masjid pun harus penuh. “Mari kita makmurkan masjid untuk kesejahteraan masyarakat Jabar. “Di Jabar sendiri, ada sejumlah program seperti Kredit Mesar dan satu desa satu hafizh Qur’an,” paparnya.

H. Ridwan Kamil juga merasa senang karena program kerjanya diadopsi oleh DMI dan akan diterapkan dalam skala yang lebih luas. “Program ini memang digagas untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat, khususnya dalam mengakses permodalan melalui rumah ibadah,” tuturnya seperti dikutip dari laman https://nasional.republika.co.id/.

“Karena dianggap memudahkan, maka Insya Allah keberhasilannya akan di-copy oleh beliau di seluruh masjid se-Indonesia. Saya mah ikut senang saja. Makin banyak makin bagus,” ujar Ridwan Kamil.

Pada dasarnya, lanjut Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu, masjid merupakan instrumen peradaban yang bersifat mullti dimensi. Masjid tidak sekedar berfungsi sebagai tempat ibadah.

“Masjid juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk menjalankan aktivitas yang sesuai dengan syariat Islam. Juga tempat pengembangan peradaban sosial,” paparnya.

Saat ini, ungkapnya,  keberadaan warga miskin masih cukup banyak, khususnya di Jawa Barat. Karena itu, kita perlu mendorong ukhuwah keumatan. Setidaknya, hal ini dapat mendongkrak masyarakat dalam melaksanakan zakat. “Karena kalau semua membayar zakat, tidak ada kemiskinan di negeri ini,” imbuhnya.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

Bagikan ke :