DMI.OR.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Umum (Waketum) Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol). Drs. H. Syafruddin, M.Si., yang juga Wakil Kepala Kepolisian RI (Wakapolri), telah menerima anugerah Tokoh Perubahan Republika Tahun 2017 pada Selasa (10/4) malam di ballroom Djakarta Theatre, Sarinah.
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, prosesi penganugerahan gelar ini disaksikan langsung oleh Ketua PP DMI, Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP DMI, Drs. H. Imam Addaruquthni, M.A., Direktur Program PP DMI, Dr. H.Munawar Fuad Noeh, M.A., serta Sekretaris Departemen Pemberdayaan Ekonomi dan Kewirausahaan PP DMI, Ir. H. Soegijono, S.E.
Hadir pula Bendahara PP DMI, Dra. Hj. Dian Artida, Anggota Departemen Pemberdayaan Ekonomi dan Kewirausahaan PP DMI, H. Iskandar Sulaiman, S.E., M.Si., dan Penghubung Umum Pengurus Harian (Anggota Pleno) PP DMI, H. Yadi Jentak.
Dalam kegiatan ini, H. Syafruddin pun diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutannya setelah menerima penghargaan dari Pemimpin Redaksi (Pemred) Harian Umum Republika, Irfan Junaidi, dan Komisaris Utama Republika, H. Erick Thohir, B.A., M.B.A.
Dalam sambutannya, Komjen Pol. Syafruddin yang juga Chief de Mission (CDM) Asian Games 2018 itu menyatakan bahwa ia sempat merenung sejenak saat Republika menunjuknya sebagai Tokoh Perubahan. Saat itu, Republika meminta waktu untuk wawancara di Marka Besar (Mabes) Kepolisian RI (Polri) dengan dipimpin langsung oleh Pemrednya, Irfan Djunaidi.
“Saya merenung, dari mana ini Republika menunjuk saya sebagai tokoh perubahan? (setelah merenung), mungkin karena saya mengemban tiga tugas sekaligus, yakni sebagai Wakil Ketua Umum PP DMI, sebagai Wakapolri dan juga Ketua Pengarah (CDM) Asian Games 2018,” papar H. Syafruddin dalam sambutannya pada Selasa (10/4) malam.
Hari ini saja, lanjutnya, pagi-pagi sekali saya berangkat ke Kantor DMI untuk rapat membahas berbagai program. Lalu siangnya menjadi Panitia Pengarah Asian Games, melepas kontingen atlet Asian Games ke Abu Dhabi sesuai perintah dari Bapak Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). “Sedangkan malam harinya, saya kembali ke kantor , bertugas sebagai Wakapolri,” ujarnya.
Komjen Pol. Syafruddin pun menceritakan pengalaman hidupnya sejak kecil, saat usia tujuh tahun, sewaktu tinggal di masjid. “Dalam sejarah perjalanan hidup, dengan tempaan bapak dan ibu, saya sering tinggal di masjid sejak usia 7 tahun,” ucapnya.
Menurutnya, sang ibunda tidak merasa kaget saat mengetahui dirinya menjadi Wakil Ketua Umum DMI.”Ibu saya berpesan, masjid itu harus kamu urus sampai kapan pun. Ibu tidak kaget saat mendengar saya jadi Wakil Ketua Umum DMI,” ungkapnya.
“Tentu kita memerlukan kedamaian dan persahabatan serta persaudaraan diantara kita. Namun ada waktu-waktu tertentu dimana kita harus berbeda. Sesuai visi DMI, yakni memakmurkan dan dimakmurkan masjid, maka masjid harus ditonjolkan sebagai pusat peradaban Islam,” jelasnya.
Terkait visi DMI ini, H. Syafruddin pun menggarisbawahi pentingnya masjid menjadi tempat pemberdayaan ekonomi umat. Masjid harus menjadi segala-galanya, pusat berbagai aktivitas umat.
“Misalnya, orang ijab kabul (menikah) pilih di masjid, orang sedang berduka akibat terkena bencana ulum pun pilih (mengungsi) ke masjid. Semoga hati kita selalu menyatu dengan masjid,” tuturnya.
Adapun empat orang lainnya yang menjadi Tokoh Perubahan Republika Tahun 2017 ialah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Ir. Mochamad Basoeki Hadimoeljono, M.Sc., Ph.D., da’i kondang alumni Mesir, Ustaz H. Abdul Somad, Lc., M.A., pendiri Batik Trusmi, Hj. Sally Giovanny, dan Dr. Suprajarto, S.E., M.M. Republika menilai kelima tokoh ini dapat membawa berbagai perubahan di Indonesia ke arah yang lebih positif.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani