DMI.OR.ID, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, telah menerima penghargaan Muhammadiyah Award pada Ahad (18/11) dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Penghargaan ini diberikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., bertepatan dengan Peringatan Milad Ke 106 Muhammadiyah.
Seperti dilansir dari Surat Kabar Kompas edisi Senin (19/11), kegiatan ini mengangkat tema Ta’awun untuk Negeri dan bertempat di Pura Istana Mangkunegara, Solo, Jawa Tengah.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr. Haedar Nashir, menyatakan bahwa Wapres Jusuf Kalla telah menggoreskan sejumlah kiprah dan kepeloporan yang nyata dalam emrekat integrasi nasional.
“Tujuannya ialah untuk menegakkan perdamaian dan nilai-nilai kemanusiaan seperti yang dilakukan beliau di Aceh, Poso, dan Ambon. Hal ini sangat berarti bagi keutuhan dan persatuan bangsa,” tutur Haedar pada Ahad (18/11).
Dalam usia 76 tahun, aktifitas Wapres Jusuf Kalla tetap saja padat meskipun tinggal satu tahun jelang masa jabatannya berakhir. Pria kelahiran Bone, 15 Mei 1942 itu, justru semakin sibuk sebagai Wapres RI. Wapres Jusuf Kalla tetap mengemban berbagai tugas negara.
Namun di luar itu, beliau tetap berkiprah menjalankan tanggung jawab besar untuk bangsa. Sebut saja, misalnya, saat beliau menjalankan tugas sebagai Ketua Dewan Pengarah Panitia Nasional Pelaksanaan Asian Games 2018. Beberapa kali ia memimpin rapat pemangku kepentingan sekaligus meninjau langsung kesiapan venue acara.
Setengah bulan menjelang pembukaan Asian Games, persisnya 29 Juli, tiba tiba gempa bumi melanda sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Selanjutnya, Wapres Kalla ditugaskan oleh Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, untuk mengawal Penanggulangan dampak bencana, mulai tanggap darurat sampai rekonstruksi.
Sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesa (DMI) sejak tahun 2012 lalu, beliau telah menawarkan tema besar “Memakmurkan dan dimakmurkan Masjid“. Artinya, keberadaan Dewan Masjid harus memiliki manfaat bagi Takmir Masjid ,begitu juga diharapkan keberadaan Takmir.
Keberadaan masjid harus dirasakan oleh jamaah dan masyarakat di sekitar Masjid. Itu sebabnya, sebagai orang yang pernah aktif di Masjid Raya Makassar, Wapres Kalla memiliki sejumlah strategi dan kiat-kiat bahwa keberadaan DMI harus dikenal oleh masyarakat luas dan memberikan manfaat yang nyata bagi Kemasjidan dan keummatan.
Beliau tahu persis seluk-beluk kebutuhan dan kondisi Masjid. Salah satu program unggulan adalah program perbaikan sound system (akustik) masjid. Dengan perbaikan akustik, maka jamaah dapat mendengarkan dengan baik tausiyah khatib atau da’i.
Di samping itu, terdapat pula program Bersih-Bersih Masjid, Aplikasi Da’i Masjid, Penanggulangan Bencana, Arsitektur Masjid Indonesia, Silaturahmi Masjid ASEAN, Pelatihan Manajement Masjid, Pembinaan Mubaligh-Mubalighah dan program-program lainnya.
Wapres Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum PP DMI itu dikenal sangat cair dalam berkomunikasi dengan organisasi-organiasi kemasyarakatan Islam, tokoh, dan cendekiawan baik umat Islam maupun umat beragama lainnya. Sebagai tokoh umat dan bangsa, beliau memiliki hubungan yang luas baik di dalam negeri maupun dengan bangsa-bangsa lain.
Wapres Jusuf Kalla tercatat beberapa kali menghadiri sidang-sidang Organisasi Konfereni Islam (OKI) serta pertemuan antar tokoh agama dalam upaya membangun perdamaian dan mewujudka rekonsiliasi konflik.
Sebagai warga masjid, umat dan warga bangsa, kita memiliki pemimpin yang penuh semangat untuk membangun kemashlatan Umat dan bangsa, bahkan umat manusia. Semoga Allah SWT selalu memberikan kekuatan, kesehatan dan bimbingan-Nya kepada beliau. Amin Ya Rabbal A’lamin.
Sumber Berita: Surat Kabar Kompas Edisi Senin (19/11).
Penulis: Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, Ketua PP DMI
Editor: Muhammad Ibrahim Hamdani, Redaktur Website DMI.OR.ID.