DMI.OR.ID, JAKARTA – Perdagangan menjadi salah satu perbuatan sunnah Rasulullah Muhammad Shallallahu A’laihi Wasallam (SAW), at-tijarah sunnati. Jadi bukan hanya menikah yang menjadi sunnah Rasulullah SAW, an-nikaahu sunnati. Hal ini harus dipahami oleh umat Islam.
Wakil Presiden (Wapres) RI, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, menyatakan hal itu pada Sabtu (27/7), saat memberikan kata sambutan dalam acara Tasyakur Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke 44 yang berlangsung di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Seperti dikutip dari laman video https://www.youtube.com/watch?v=gbDGbzXACHA, Kegiatan Milad ke 44 ini mengangkat tema Meningkatkan Pengkhidmatan dan Kemitraan MUI dalam Rangka Penguatan Ukhuwah Islamiyah dan Persatuan Bangsa.
“Selalu saya katakan, ya contoh yang pertama, Rasulullah adalah pedagang. Jadi saya ingin ulang-ulangi lagi, selalu saya katakan, jangan kita hanya pidato an-nikaahu sunnati, mesti at-tijarah sunnati juga. Jadi selalu itu bahwa, selalu kita pidato kalau ada orang kawin (nikah) an-nikahu sunnati. Padahal tidak pernah bicara at-tijarah sunnati,” tutur Wapres Kalla.
Padahal Rasululah SAW sebelum menjadi nabi, lanjutnya, beliau pedagang juga. Jadi artinya, di samping kita berbicara bagaimana ekonomi syariah, maka syariah dan entrepreneur. “Karena kalau tidak, ya kita acara-acara keagamaan juga minta sumbangan daripada teman-teman yang non-Muslim,” ungkap Wapres Kalla.
Menurutnya, tantangan terbesar umat Islam di masa kini dan masa mendatang adalah penguasaan umat di bidang ekonomi. Penguasaan ekonomi hanya dapat terjadi apabila kewirausahaan tumbuh. Kewirausahaan hanya bisa terjadi apabila pengusaha-pengusaha Islam berkembang dengan baik.
“Karena apa pun yang ingin kita jalankan, kalau pengusaha kurang, ekonomi syariah tidak bisa jalan,” papar Wapres Kalla yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu.
Wapres Kalla pun mengingatkan pimpinan MUI Pusat untuk menghindari perdebatan dan fokus mengembangkan ekonomi umat. “Dalam bangsa ini ke depan, umat ke depan, saya kira banyak tantangan, di samping kita ingin menerapkan atau menjalankan ekonomi syariah, (itu) pandangan yang baik,” ujarnya.
Jadi, imbuhnya, kita tidak perlu mempersulit benar pengertian ekonomi syariah juga sebenarnya. Karena selama tidak haram dia halal. Karena kalau kita bertentangan, nanti kita habis berdebat, tetapi ekonomi kita tidak urus.
“Ini sangat penting untuk, bahwa tantangan yang terbesar, selalu sampaikan, dimana saja, mungkin bapak sudah pernah dengar, tantangan umat Indonesia khususnya ialah bukannya tentang teori ekonomi, tetapi penguasaan ekonomi,” tegasnya.
Dalam kegiatan ini, turut hadir dan memberikan sambutan Wapres RI Terpilih, Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH. Makruf Amin, yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Pusat. Hadir pula seluruh jajaran Dewan Pimpinan MUI Pusat serta tamu-tamu undangan lainnya.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani